Pemberian MPASI Buatan Rumah Vs Instan untuk si Kecil

Pemberian MPASI Buatan Rumah Vs Instan untuk si Kecil

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Senin, 01 Mei 2017 18:08 WIB
Pemberian MPASI Buatan Rumah Vs Instan untuk si Kecil
Foto: thinkstock
Jakarta - Bicara soal Makanan Pendamping ASI alias MPASI, sebenarnya Ibu bisa membuatnya sendiri di rumah. Tapi, untuk alasan praktis, kadang dipilih MPASI instan yang banyak tersedia di pasaran.

Terkait hal ini, dr Wiyarni Pambudi SpA, IBCLC mengatakan memang MPASI instan sudah diproduksi dengan aman dan mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI). Komposisinya pun mengikuti zat gizi yang disyaratkan untuk kebutuhan bayi. Jika dilihat dari segi kepraktisan, menurut wanita yang akrab disapa dr Wi ini mungkin saja praktis.

"Cuma concern-nya, sebisa mungkin ini sebagai alternatif aja. Karena kalau kita lihat, MPASI yang dibuat sendiri di rumah itu aset keluarga lho," kata dr Wi saat berbincang dengan detikHealth.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aset keluarga yang dimaksud dr Wi di sini, yakni dengan membuat MPASI home made, otomatis ibu akan mendapat pengetahuan dalam mengolah segala macam bahan makanan untuk menu rumahan, sebagai bahan membuat MPASI. Nah, nantinya pengetahuan ini bisa diturunkan kepada sang anak.

Ibaratnya, kata dr Wi, menu MPASI bisa jadi resep turun menurun yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Beda kondisinya ketika seorang ibu lebih memilih MPASI instan, pastinya tidak ada resep yang diturunkan kepada sang anak kelak.

"Akhirnya berhenti di si ibu. Padahal, makanan lokal kita bervariasi lho," ujar dr Wi.

Terlebih, mengolah sendiri MPASI secara tidak disadark juga membuat Ibu lebih kreatif. Pasalnya, ibu diharapkan bisa memutar otak dalam memvariasikan menu agar si kecil tidak bosan. Meski demikian, keputusan dalam memberi anak MPASI dikembalikan lagi ke keputusan masing-masing keluarga.

Baca juga: Ini Alasannya MPASI Baru Diberi Saat Bayi Berusia 6 Bulan

Jangan lupa, dalam memberi MPASI untuk anak pastikan tujuh faktor pentingnya sudah terpenuhi. Apa saja? Ini dia ketujuh faktor berikut:

1. Usia

Foto: Thinkstock
Usia anak diberi MPASI dibagi menjadi 6-9 bulan, 9-12 bulan, dan di atas 12 bulan.

2. Frekuensi

Foto: ilustrasi/thinkstock
Untuk bayi usia 6-9 bulan, MPASI diberi 2 sampai 3 kali sehari dengan 1 kali selingan. Untuk anak usia 9-12 bulan, beri dia MPASI 3-4 kali ditambah selingan 1-2 kali. Sedangkan untuk anak usia di atas 12 bulan, makanan utama diberi 3-4 kali ditambah selingan 1-2 kali.

3. Jumlah

Foto: thinkstock
Usia 6-9 bulan diberi 2-3 sendok makan lalu meningkat sampai kira-kira 125 ml. Untuk usia 9-12 bulan, porsinya 125 ml lalu bertambah sampai 3 per 4 mangkuk, kemudian 1 mangkuk. Untuk anak usia 12 bulan ke atas, dimulai dari porsi 3 per 4 mangkuk sampai 1 mangkuk.

4. Tekstur

Foto: ilustrasi/thinkstock
Usia 6-9 bulan, tekstur MPASI-nya lembik. Lembik yakni setelah diulek kemudian MPASI disaring. Lalu, meningkat dari disaring sampai hanya diulek saja. Usia 9-12 bulan, MPASI hanya diulek saja lalu dicincang halus sampai dicincang kasar. Untuk anak usia 12 bulan ke atas, mereka bisa diberi makanan bertekstur cincang kasar atau yang sama dengan makanan keluarga.

5. Variasi

Foto: Thinkstock
Maksud variasi di sini, harus ada 4 bintang atau zat gizi di makanan anak setiap kali diberikan. Empat bintang itu adalah karbohidrat, protein hewani, sayur dan buah, kemudian kacang-kacangan.

6. Responsif

Foto: ilustrasi/thinkstock
Di sini, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara ibu memberi makan anak. Disarankan, tidak mengajak anak makan sambil berkeliling lingkungan atau sambil bermain. Sebab, anak jadi tak tahu bagaimana proses makan yang sebenarnya. Untuk itu, Bunda lebih disarankan mengajak anak makan di meja makan atau makan bersama keluarga.

7. Kebersihan

Foto: thinkstock
Aspek kebersihan perlu selalu diperhatikan saat menyiapkan makan anak. Tak hanya dari segi kebersihan tangan ibu hingga ibu perlu cuci tangan sebelum dan memberi makan, tapi juga kebersihan alat yang dipakai mengolah dan memberi makanan anak.

Baca juga: Standar 'Emas' Makanan Bayi: IMD, ASI Eksklusif dan MPASI Bergizi

Halaman 2 dari 8
Usia anak diberi MPASI dibagi menjadi 6-9 bulan, 9-12 bulan, dan di atas 12 bulan.

Untuk bayi usia 6-9 bulan, MPASI diberi 2 sampai 3 kali sehari dengan 1 kali selingan. Untuk anak usia 9-12 bulan, beri dia MPASI 3-4 kali ditambah selingan 1-2 kali. Sedangkan untuk anak usia di atas 12 bulan, makanan utama diberi 3-4 kali ditambah selingan 1-2 kali.

Usia 6-9 bulan diberi 2-3 sendok makan lalu meningkat sampai kira-kira 125 ml. Untuk usia 9-12 bulan, porsinya 125 ml lalu bertambah sampai 3 per 4 mangkuk, kemudian 1 mangkuk. Untuk anak usia 12 bulan ke atas, dimulai dari porsi 3 per 4 mangkuk sampai 1 mangkuk.

Usia 6-9 bulan, tekstur MPASI-nya lembik. Lembik yakni setelah diulek kemudian MPASI disaring. Lalu, meningkat dari disaring sampai hanya diulek saja. Usia 9-12 bulan, MPASI hanya diulek saja lalu dicincang halus sampai dicincang kasar. Untuk anak usia 12 bulan ke atas, mereka bisa diberi makanan bertekstur cincang kasar atau yang sama dengan makanan keluarga.

Maksud variasi di sini, harus ada 4 bintang atau zat gizi di makanan anak setiap kali diberikan. Empat bintang itu adalah karbohidrat, protein hewani, sayur dan buah, kemudian kacang-kacangan.

Di sini, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara ibu memberi makan anak. Disarankan, tidak mengajak anak makan sambil berkeliling lingkungan atau sambil bermain. Sebab, anak jadi tak tahu bagaimana proses makan yang sebenarnya. Untuk itu, Bunda lebih disarankan mengajak anak makan di meja makan atau makan bersama keluarga.

Aspek kebersihan perlu selalu diperhatikan saat menyiapkan makan anak. Tak hanya dari segi kebersihan tangan ibu hingga ibu perlu cuci tangan sebelum dan memberi makan, tapi juga kebersihan alat yang dipakai mengolah dan memberi makanan anak.

Baca juga: Standar 'Emas' Makanan Bayi: IMD, ASI Eksklusif dan MPASI Bergizi

(rdn/up)

Berita Terkait