Daftar Olahraga yang Wajib Dicoba untuk Atasi Stres

Daftar Olahraga yang Wajib Dicoba untuk Atasi Stres

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 03 Mei 2017 09:05 WIB
Daftar Olahraga yang Wajib Dicoba untuk Atasi Stres
Foto: thinkstock
Jakarta - Ingin terbebas dari stres atau sedang dirundung stres tetapi ingin bisa melewatinya? Anda bisa mencoba olahraga. Bahkan beberapa jenis olahraga diklaim berdampak sangat baik untuk kesehatan mental.

Pada dasarnya semua jenis olahraga baik bagi kesehatan fisik dan mental. Namun detikHealth merangkum beberapa jenis olahraga yang telah terbukti secara ilmiah memberikan manfaat tersebut.

Apa saja? Simak paparannya seperti ditulis pada Rabu (3/5/2017) berikut ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Khawatir Juga Ada Manfaatnya Lho

1. Renang

Foto: ilustrasi/thinkstock
Berbagai penelitian membuktikan air memiliki efek menenangkan bagi otak. Oleh karena itu banyak pakar berpendapat bahwa menghabiskan waktu di air memiliki efek yang mirip-mirip dengan meditasi.

Secara umum, renang juga tergolong olahraga low impact, artinya tidak menghabiskan banyak tenaga. Tetapi manfaatnya sangat baik untuk kesehatan organ vital, utamanya jantung dan paru-paru.

2. Hiking

Foto: thinkstock
Dikutip dari situs Livestrong, kegiatan hiking atau mendaki gunung dikatakan dapat mengurangi stres karena saat hiking, seseorang akan berjalan menyusuri jalan setapak sehingga otaknya berada dalam suasana santai atau tidak dipaksa untuk memikirkan sesuatu secara spesifik. Selain itu, hiking dilakukan di ruang terbuka yang semakin memperkuat manfaat kegiatan ini bagi kesehatan mental.

3. Angkat beban

Foto: Thinkstock
Bagi wanita, latihan angkat beban memang tidak lantas membuat tubuhnya menjadi kekar atau berotot. Tetapi efek positif latihan ini bagi wanita adalah menstabilkan tekanan darah dan kadar kolesterol sehingga menjaga kesehatan jantung.

"Studi menyebutkan, latihan angkat beban bagi wanita juga dapat menurunkan kecemasan dan memperbaiki kesehatan mental mereka secara keseluruhan," kata pakar kebugaran yang juga fitness trainer, Joey Thurman.

4. Lari

Foto: Pool
Sebuah penelitian yang dilakukan Centro Universitario La Salle, Brazil di tahun 2016 mengungkap, mereka yang meluangkan waktu untuk lari, ke gym, atau berolahraga sedikitnya dua kali sepekan dikatakan memiliki 'kapasitas self-regulation' yang baik.

Kapasitas ini dikaitkan dengan tinggi rendahnya risiko depresi seseorang. Makin baik 'self-regulation-nya', maka seseorang bisa terhindar dari risiko gangguan mental, salah satunya depresi.

5. Biliar

Foto: thinkstock
Dari hasil riset yang dilakukan peneliti Anglia Ruskin University, Inggris baru-baru ini mengungkap bahwa biliar mampu menciptakan rasa rileks, meningkatkan konsentrasi dan melatih kesabaran pemainnya. Padahal riset tersebut dilakukan pada responden yang hanya melakoni olahraga biliar sambil lalu atau sekadar hobi saja.

6. Jalan kaki

Foto: Thinkstock
Salah satu studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine mengungkap, olahraga atau aktivitas ringan seperti jalan kaki maupun berkebun selama 20-30 menit setiap hari saja cukup untuk menangkal depresi.

Bahkan ini juga berlaku ketika Anda tidak bermaksud melakukannya untuk meredakan stres. Hal ini terungkap dari hasil percobaan yang dilakukan peneliti Saint Xavier University terhadap mahasiswa mereka sendiri.

"Berjalan kaki akan menghasilkan reaksi psikologis yang membuat Anda merasa lebih nyaman, bahkan ketika Anda tidak berharap hal ini akan terjadi," kata salah satu peneliti.
Halaman 2 dari 7
Berbagai penelitian membuktikan air memiliki efek menenangkan bagi otak. Oleh karena itu banyak pakar berpendapat bahwa menghabiskan waktu di air memiliki efek yang mirip-mirip dengan meditasi.

Secara umum, renang juga tergolong olahraga low impact, artinya tidak menghabiskan banyak tenaga. Tetapi manfaatnya sangat baik untuk kesehatan organ vital, utamanya jantung dan paru-paru.

Dikutip dari situs Livestrong, kegiatan hiking atau mendaki gunung dikatakan dapat mengurangi stres karena saat hiking, seseorang akan berjalan menyusuri jalan setapak sehingga otaknya berada dalam suasana santai atau tidak dipaksa untuk memikirkan sesuatu secara spesifik. Selain itu, hiking dilakukan di ruang terbuka yang semakin memperkuat manfaat kegiatan ini bagi kesehatan mental.

Bagi wanita, latihan angkat beban memang tidak lantas membuat tubuhnya menjadi kekar atau berotot. Tetapi efek positif latihan ini bagi wanita adalah menstabilkan tekanan darah dan kadar kolesterol sehingga menjaga kesehatan jantung.

"Studi menyebutkan, latihan angkat beban bagi wanita juga dapat menurunkan kecemasan dan memperbaiki kesehatan mental mereka secara keseluruhan," kata pakar kebugaran yang juga fitness trainer, Joey Thurman.

Sebuah penelitian yang dilakukan Centro Universitario La Salle, Brazil di tahun 2016 mengungkap, mereka yang meluangkan waktu untuk lari, ke gym, atau berolahraga sedikitnya dua kali sepekan dikatakan memiliki 'kapasitas self-regulation' yang baik.

Kapasitas ini dikaitkan dengan tinggi rendahnya risiko depresi seseorang. Makin baik 'self-regulation-nya', maka seseorang bisa terhindar dari risiko gangguan mental, salah satunya depresi.

Dari hasil riset yang dilakukan peneliti Anglia Ruskin University, Inggris baru-baru ini mengungkap bahwa biliar mampu menciptakan rasa rileks, meningkatkan konsentrasi dan melatih kesabaran pemainnya. Padahal riset tersebut dilakukan pada responden yang hanya melakoni olahraga biliar sambil lalu atau sekadar hobi saja.

Salah satu studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine mengungkap, olahraga atau aktivitas ringan seperti jalan kaki maupun berkebun selama 20-30 menit setiap hari saja cukup untuk menangkal depresi.

Bahkan ini juga berlaku ketika Anda tidak bermaksud melakukannya untuk meredakan stres. Hal ini terungkap dari hasil percobaan yang dilakukan peneliti Saint Xavier University terhadap mahasiswa mereka sendiri.

"Berjalan kaki akan menghasilkan reaksi psikologis yang membuat Anda merasa lebih nyaman, bahkan ketika Anda tidak berharap hal ini akan terjadi," kata salah satu peneliti.

(lll/vit)

Berita Terkait