Dilansir CNN, sebagian besar petani di kota Ladainha mulai memburu monyet-monyet di sekitar tempat tinggal mereka. Para petani takut anak dan keluarga mereka tertular virus demam kuning yang sudah menewaskan 11 orang.
Roberto Alves dari pusat penularan penyakit Kementerian Kesehatan Brazil mengatakan sejumlah laporan memang menyebut adanya penurunan populasi monyet akibat wabah demam kuning. Sayangnya, temuan di lapangan menyebut sebagian besar kematian monyet justru terjadi karena manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laporan yang kami terima memang menyebut ada penurunan populasi monyet akibat wabah demam kuning. Namun dari laporan tersebut, ditemukan pula sejumlah monyet yang mati karena kekerasan, baik itu ditembak ataupun dipukuli, dan ini terjadi di beberapa daerah yang berbatasan dengan hutan," tutur Alves.
Paul Alan Garber, profesor dari Department of Anthropology, University of Illinois, mengatakan perburuan dan pembunuhan monyet ini tidak bisa dibiarkan. Garber menegaskan bahwa demam kuning tidak ditularkan oleh monyet, melainkan oleh nyamuk.
Pria yang juga redaktur eksekutif di American Journal of Primatology ini mengatakan monyet justru merupakan primata paling sensitif terhadap wabah demam kuning. Sehingga perburuan dan pembunuhan monyet tidak tepat, dan malah akan mengurangi populasi monyet secara drastis.
"Petani takut mereka tertular demam kuning dari monyet. Meski monyet sangat sensitif terhadap demam kuning, namun mereka tidak bisa menularkannya secara langsung kepada manusia. Demam kuning merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, bukan monyet," tutur Garber lagi.
Kementerian Kesehatan Brazil pun telah melakukan upaya agar perburuan dan pembunuhan monyet ini berhenti. Salah satunya adalah dengan meluncurkan kampanye Protect our Guardian Angels.
Pakar primata Julio Cesar Bicca-Marques mengatakan pembunuhan monyet justru berpotensi membuat wabah demam kuning tak terdeteksi. Seperti disebutkan di atas, monyet sangat sensitif terhadap demam kuning sehingga penurunan populasinya bisa dijadikan alarm bagi kemunculan wabah demam kuning.
"Jika tidak ada monyet di hutan, kita akan buta dan tidak tahu perihal datangnya virus demam kuning. Hal ini membuat kita baru bereaksi setelah ada korban manusia dan itu sudah terlambat," paparnya.
Baca juga: Mengenal Machupo yang Viral karena Broadcast Parasetamol Bervirus (mrs/up)











































