Prof Dr dr Murdani Abdullah, SpPD-KGEH, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, mengatakan saat puasa, perut akan kosong selama kurang lebih 14 jam. Karena itu, tidak ada salahnya melakukan persiapan agar perut tak kaget.
"Saya kira itu bagus. Menjelang bulan Ramadan kan ada yang melakukan puasa Syakban. Dan walau ada perbedaan mazhab, tapi memasuki bulan Ramadan dengan persiapan itu memang baik," tutur Prof Murdani, ditemui usai simposium Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) di RS Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Studi: Diet 'Puasa' Bisa Pulihkan Pankreas Penyandang Diabetes
Gangguan pencernaan ini bisa bermacam-macam mulai dari diare atau mencret, konstipasi dan sembelit hingga nyeri di bagian perut. Tentu saja jika mengalami gangguan-gangguan ini, ibadah puasa yang dijalankan tidak akan maksimal.
Dengan mengurangi asupan makanan sejak sebelum puasa, maka ritme tubuh terutama sistem pencernaan akan mulai beradaptasi. Dari pengurangan yang sedikit-sedikit, perut tidak akan kaget ketika nanti kosong selama bulan puasa.
"Maka dari itu ada baiknya memasuki bulan puasa dengan persiapan, dengan mulai mengurangi asupan makanan supaya irama tubuh tidak terganggu dan perut tidak kaget ketika puasa," tutupnya.
Baca juga: Pakar Buktikan Manfaat Diet yang Mirip Puasa Senin-Kamis
(mrs/vit)











































