Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Medicine tersebut, para ilmuwan melakukan tiga eksperimen pada tikus. Ketiganya adalah injeksi kafein, obat pereda nyeri, dan memberikan lebih banyak waktu untuk tidur.
Pada kelompok tikus yang mendapat injeksi kopi, teramati adanya peningkatan dopamin yang memberikan rasa nyaman. Peningkatan hormon tersebut juga membuat sensitivitas terhadap rasa nyeri berkurang, dibuktikan dengan melambatnya reaksi ketika tikus-tikus diberi rangsang nyeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Efek yang sama juga teramati pada kelompok tikus yang dikondisikan untuk tidur lebih lama dibanding kelompok lain. Menariknya, pemberian obat pereda nyeri tidak lebih efektif dibanding pemberian kopi dan waktu tidur yang lebih lama.
"Tidak perlu menambat terlalu banyak waktu tidur untuk mendapat manfaat pereda nyeri, mungkin cukup satu jam lebih lama tiap malam. Lalu bisa diikuti dengan satu atau dua cangkir kopi di pagi hari," kata Cliford Woolf dari Harvard Medical School, dikutip dari NYpost.
Baca juga: Riset: Banyak Minum Kopi Efek Sampingnya Tak Seburuk yang Disangka (up/up)











































