5 Kabar Penularan HIV-AIDS yang Ternyata Hoax

5 Kabar Penularan HIV-AIDS yang Ternyata Hoax

Ajeng Anastasia Kinanti - detikHealth
Senin, 22 Mei 2017 14:34 WIB
5 Kabar Penularan HIV-AIDS yang Ternyata Hoax
Foto: thinkstock
Jakarta - Media sosial kembali menyebarkan pesan berantai, kali ini kembali mengenai penularan HIV-AIDS. Disebutkan bahwa HIV-AIDS bisa ditularkan melalui jarum suntik yang dipasang di toilet umum.

Konon jarum suntik tersebut sudah mengandung virus HIV-AIDS, sehingga siapapun yang tertusuk dan terkena jarum tersebut akan tertular. Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof dr Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, FINASIM, berpesan supaya masyarakat sebaiknya jangan langsung percaya 100 persen pada informasi-informasi seperti itu.

Ya, sebelumnya berbagai hoax mengenai penularan HIV-AIDS juga pernah ramai dibicarakan. Berikut daftarnya, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Viral, Beredar Foto Jarum Suntik 'Penular' HIV-AIDS di Toilet Umum


1. Terompet tahun baru

Foto: Rudi Chandra - d'Traveler
Pergantian tahun identik dengan pesta kembang api dan tiup-tiup terompet. Beberapa waktu lalu pun ramai beredar pesan berantai yang menyebutkan bahwa virus HIV bisa menyebar lewat terompet. Hal ini ditepis oleh praktisi kesehatan dari Klinik Cempaka Putih, dr Ayu Yuni Andini.

Menurutnya, HIV tidak menular melalui air liur. Penularan virus ini memang terjadi melalui kontak cairan tubuh, tetapi bukan melalui mulut. Darah dan sperma paling sering menularkan virus tersebut.

2. Baju bekas

Foto: Alfathir Yulianda
Pada sekitar tahun 2015, Menteri Perdagangan saat itu, Rachmat Gobel, sempat mendapat kecaman dari aktivis Indonesia AIDS Coalition (IAC). Gobel menyebut pakaian bekas impor berbahaya karena bisa menularkan HIV (Human Imunodeficiency Virus).

Dalam rilisnya, IAC menyebut pernyataan Gobel tersebut menyesatkan dan 'berbau hoax' karena HIV hanya menular melalui kontak cairan tubuh. Salah paham tentang cara penularan virus mematikan tersebut, dikhawatirkan akan menciptakan stigma negatif terhadap upaya penanggulangan HIV.

3. Makanan kalengan

Foto: Thinkstock
Pernah beredar kabar bahwa ada virus HIV-AIDS di dalam kemasan makanan kalengan impor. Pesan yang dikirim melalui broadcast message blackberry messenger tersebut mengatakan bahwa para pekerja positif HIV-AIDS tempat makanan tersebut dibuat memasukkan darah mereka ke dalam kemasan makanan tersebut.

Lalu apakah benar seperti itu? Menanggapi hal tersebut, dr Roy Sparringa yang kala itu menjabat sebagai Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa berita tersebut hoax dan menyesatkan. "Itu berita hoax. Sudah lama beredar, tidak benar dan menyesatkan. Tolong hal ini diluruskan kepada masyarakat," tutur dr Roy ketika dihubungi detikHealth.

dr Roy mengatakan bahwa BPOM tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang disebutkan dalam pesan berantai tersebut, termasuk kandungan darah dan virus HIV. Selain itu menurut dr Roy, virus HIV tidak akan mampu bertahan hidup jika sudah keluar dari host atau tubuh manusia.

4. Pembalut

Foto: thinkstock
Salah satu benda yang disebut-sebut bisa menjadi media penularan HIV-AIDS dan sempat ramai dibicarakan adalah pembalut. Masyarakat kala itu diminta berhati-hati karena ada produk pembalut yang sudah 'disisipi' oleh virus HIV.

Lagi-lagi sangat tidak masuk akal virus HIV bisa menular melalui produk pembalut yang dijual di pasaran. Lagipula jika pembalut yang dibelinya kotor, terdapat bercak darah seperti pembalut yang sudah pernah dipakai, tentu tidak ada orang yang mau menggunakannya.

"Isu-isu seperti makanan atau pembalut yang terkontaminasi HIV seperti itu tidak masuk akal sama sekali," ungkap Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi SpPD-KAI, FACP beberapa waktu lalu.

5. Bangku bioskop

Foto: iStock
Selain di toilet umum, jarum suntik yang disebut-sebut berisi virus HIV juga pernah dipasang di bangku bioskop. Jika ada orang yang duduk di bangku tersebut, maka ia otomatis akan tertular oleh virus tersebut. dr Sarsanto Wibisono Sarwono, SpOG menyebutkan bahwa rasanya sulit menularkan virus HIV-AIDS. Ini karena darah yang terinfeksi harus benar-benar masuk ke dalam pembuluh darah seseorang.

"Kalau beneran ada jarum di kursi bioskop, misal ada yang menduduki, jarumnya kan tertahan sama kain bajunya. Kalau celana juga kan biasanya tebal, itu juga udah susah kena ke kulit," imbuh dr Sarsanto.

Halaman 2 dari 6
Pergantian tahun identik dengan pesta kembang api dan tiup-tiup terompet. Beberapa waktu lalu pun ramai beredar pesan berantai yang menyebutkan bahwa virus HIV bisa menyebar lewat terompet. Hal ini ditepis oleh praktisi kesehatan dari Klinik Cempaka Putih, dr Ayu Yuni Andini.

Menurutnya, HIV tidak menular melalui air liur. Penularan virus ini memang terjadi melalui kontak cairan tubuh, tetapi bukan melalui mulut. Darah dan sperma paling sering menularkan virus tersebut.

Pada sekitar tahun 2015, Menteri Perdagangan saat itu, Rachmat Gobel, sempat mendapat kecaman dari aktivis Indonesia AIDS Coalition (IAC). Gobel menyebut pakaian bekas impor berbahaya karena bisa menularkan HIV (Human Imunodeficiency Virus).

Dalam rilisnya, IAC menyebut pernyataan Gobel tersebut menyesatkan dan 'berbau hoax' karena HIV hanya menular melalui kontak cairan tubuh. Salah paham tentang cara penularan virus mematikan tersebut, dikhawatirkan akan menciptakan stigma negatif terhadap upaya penanggulangan HIV.

Pernah beredar kabar bahwa ada virus HIV-AIDS di dalam kemasan makanan kalengan impor. Pesan yang dikirim melalui broadcast message blackberry messenger tersebut mengatakan bahwa para pekerja positif HIV-AIDS tempat makanan tersebut dibuat memasukkan darah mereka ke dalam kemasan makanan tersebut.

Lalu apakah benar seperti itu? Menanggapi hal tersebut, dr Roy Sparringa yang kala itu menjabat sebagai Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa berita tersebut hoax dan menyesatkan. "Itu berita hoax. Sudah lama beredar, tidak benar dan menyesatkan. Tolong hal ini diluruskan kepada masyarakat," tutur dr Roy ketika dihubungi detikHealth.

dr Roy mengatakan bahwa BPOM tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang disebutkan dalam pesan berantai tersebut, termasuk kandungan darah dan virus HIV. Selain itu menurut dr Roy, virus HIV tidak akan mampu bertahan hidup jika sudah keluar dari host atau tubuh manusia.

Salah satu benda yang disebut-sebut bisa menjadi media penularan HIV-AIDS dan sempat ramai dibicarakan adalah pembalut. Masyarakat kala itu diminta berhati-hati karena ada produk pembalut yang sudah 'disisipi' oleh virus HIV.

Lagi-lagi sangat tidak masuk akal virus HIV bisa menular melalui produk pembalut yang dijual di pasaran. Lagipula jika pembalut yang dibelinya kotor, terdapat bercak darah seperti pembalut yang sudah pernah dipakai, tentu tidak ada orang yang mau menggunakannya.

"Isu-isu seperti makanan atau pembalut yang terkontaminasi HIV seperti itu tidak masuk akal sama sekali," ungkap Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi SpPD-KAI, FACP beberapa waktu lalu.

Selain di toilet umum, jarum suntik yang disebut-sebut berisi virus HIV juga pernah dipasang di bangku bioskop. Jika ada orang yang duduk di bangku tersebut, maka ia otomatis akan tertular oleh virus tersebut. dr Sarsanto Wibisono Sarwono, SpOG menyebutkan bahwa rasanya sulit menularkan virus HIV-AIDS. Ini karena darah yang terinfeksi harus benar-benar masuk ke dalam pembuluh darah seseorang.

"Kalau beneran ada jarum di kursi bioskop, misal ada yang menduduki, jarumnya kan tertahan sama kain bajunya. Kalau celana juga kan biasanya tebal, itu juga udah susah kena ke kulit," imbuh dr Sarsanto.

(ajg/vit)

Berita Terkait