Menurut ahli gastroenterologi dari NYU Langone Medical Center di New York, Lisa Ganjhu, kentut merupakan salah satu proses pembuangan gas dari tubuh. Gas sendiri adalah salah satu produk 'sampingan' dari setiap makanan yang Anda konsumsi.
Saat Anda makan, tubuh akan mencerna makanan tersebut. Bakteri yang tertinggal di saluran pencernaan, yang biasanya paling banyak terdiri dari karbohidrat, memicu gas. "Gas ini harus keluar dari tubuh melalui rektum sebagai flatus, atau disebut juga kentut," tutur Ganjhu, seperti dikutip dari Women's Health Mag.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sering Kentut Saat Haid, Wajar atau Tidak?
"Demikian juga jika Anda memiliki sensitivitas atau intoleransi terhadap makanan tertentu, tubuh biasanya akan bereaksi dengan bau kentut yang lebih kuat," imbuhnya.
Selain itu, jika Anda sedang sembelit, kemungkinan Anda memiliki kentut yang bau juga akan lebih besar. Ini karena Anda memiliki lebih banyak sisa makanan yang menumpuk di dalam usus. Ketika gas melewatinya, maka kentut akan tercium lebih kuat.
Agar kentut tidak terlalu bau, usahakan untuk tidak menahan buang air besar yang bisa memicu sembelit. Gerakan usus yang teratur dapat membantu memastikan sistem pencernaan Anda lebih bersih dan lancar. Begitu juga dengan kentut, hindari kebiasaan menahannya karena gas yang tertahan dapat berfermentasi dan menjadi lebih bau saat keluar.
Untuk melancarkan dan menyehatkan sistem pencernaan, perhatikan pola makan Anda. Konsumsi probiotik dan pastikan Anda mengonsumsi cukup serat agar pergerakan usus tetap teratur.
Baca juga: Pakai Minyak Esensial untuk Atasi Perut Kembung, Efektifkah?
(ajg/up)











































