Jangan langsung khawatir, sebab pada dasarnya produksi keringat pada masing-masing orang memang pasti akan berbeda. Sebab kerja dari kelenjar keringat sendiri juga berbeda tiap orang dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Seperti disampaikan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin Edmo Clinic Jakarta Selatan, dr Eddy Karta, SpKK, kelenjar keringat merupakan bagian dari tubuh yang diatur oleh saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dianjurkan Mandi 90 Menit Sebelum Tidur Malam, Ini Alasannya
"Sedangkan parasimpatis yang mengatur agar tubuh berada dalam posisi tenang istirahat. Hal ini menjelaskan ada seseorang yang berkeringat banyak, faktornya adalah kondisi stres tadi, faktor metabolisme karena keringat dibutuhkan untuk mengatur suhu tubuh agar stabil, dan faktor genetik," tutur dr Eddy.
Dikutip dari Web MD, keringat yang berlebihan alias hiperhidrosis, terjadi ketika tubuh berkeringat jauh lebih banyak dari yang seharusnya. Misalnya ketika Anda tidak sedang melakukan aktivitas berat dan sedang bersantai.
Pada hiperhidrosis, mekanisme pendinginan tubuh terlalu aktif sehingga menghasilkan keringat dengan jumlah empat atau lima kali dari yang dibutuhkan. Berapa banyak keringat yang diproduksi hingga bisa didiagnosis sebagai hiperhidrosis?
"Sangat sulit untuk diukur, tapi kebanyakan orang itu bisa merasakan sendiri saat tubuhnya berkeringat terlalu banyak. Termasuk ketika sedang tak beraktivitas banyak," kata pakar kesehatan kulit St. Louis University, Dee Anna Glaser, MD.
Sampai saat ini penyebab dari hiperhidrosis belum bisa dipastikan. Namun demkian, diduga kuat faktor genetik memegang peranan penting. Glaser menuturkan bahwa sekitar 50 persen orang yang hiperhidrosis memiliki riwayat keluarga serupa.
Baca juga: Kulit Gampang Luka dan Berbekas Ketika Digaruk? Tandanya Kulit Sensitif
(ajg/up)











































