Dalam Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR), dr Jeniffer F. Kawwass dari Divisi Kesehatan Reproduksi CDC menjelaskan bahwa cuci sperma adalah strategi untuk semakin meminimalkan risiko transmisi virus. Caranya dengan secara selektif memilih sperma yang sehat dari air mani lalu digunakan untuk inseminasi atau in vitro fertilization (IVF).
Baca juga: Jenis HIV di Darah Beda dengan HIV di Sperma
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Inseminasi dengan menggunakan sperma donor bebas HIV adalah pilihan paling aman untuk wanita yang tidak terinfeksi namun memiliki pasangan yang terinfeksi. Namun dengan bukti yang ada saat ini risiko terjadinya transmisi bisa ditekan serendah mungkin bila dilakukan strategi yang sesuai," tulis dr Jeniffer seperti dikutip dari MMWR, Senin (5/6/2017).
Selain dengan metode cuci sperma dr Jennifer mengatakan sebetulnya pasangan yang positif HIV juga bisa memiliki anak dengan aman menggunakan bantuan obat antiretroviral (ARV). Obat tersebut bekerja dengan menekan jumlah virus yang ada di tubuh, menurunkan risiko transmisi.
Cuci sperma dalam hal ini berfungsi sebagai metode tambahan apabila pasangan benar-benar ingin memastikan keamanan kehamilan.
"Pasangan positif HIV mungkin bisa mendiskusikan pilihan terapi pada penyedia layanan medis yang bisa menjelaskan risiko dan manfaat dari jenis terapi yang berbeda bila ingin mencoba konsepsi," pungkas dr Jennifer.
Baca juga: Begini Cara Mencegah Penularan HIV-AIDS dari Ibu ke Anak (fds/up)











































