5 Hal Tak Terduga yang Dapat Perburuk Fungsi Memori Otak

5 Hal Tak Terduga yang Dapat Perburuk Fungsi Memori Otak

Firdaus Anwar - detikHealth
Kamis, 06 Jul 2017 13:40 WIB
5 Hal Tak Terduga yang Dapat Perburuk Fungsi Memori Otak
Foto: thinkstock
Jakarta - Fungsi memori otak seiring berjalannya usia memang akan menurun sama seperti fungsi tubuh yang lain, hanya saja tingkat penurunan ini bisa berbeda-beda. Mungkin ada orang yang di usia 60 tahun masih sehat dan bugar tapi bisa ada juga yang sudah pikun.

Nah agar kelak tidak jadi pikun maka seseorang perlu menjaga kebugaran tubuhnya dari muda. Ada beberapa hal yang sering tidak kita disadari bisa memperburuk fungsi otak.

Apa saja hal yang bisa perburuk fungsi otak? Berikut beberapa contohnya seperti dikutip dari berbagai sumber:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Gejala Kurang Dipahami, Pikun pada Lansia Bisa Memicu Salah Paham

1. Obat

Obat bisa jadi salah satu faktor pendorong cepatnya penurunan fungsi otak. dr Kirk Parsley dalam Integrative Health Review menyebut obat tidur sebagai contoh obat yang berkaitan dengan penurunan fungsi otak karena memicu turunnya kesadaran tidak seperti tidur normal tetapi serupa seperti orang pingsan atau koma.

"Ketika kami melakukan studi otak orang yang tidur karena induksi obat, kami hanya melihat sedikit kemiripan dari otak orang yang tidur normal," kata dr Kirk.

Selain obat tidur beberapa obat penenang juga disebut buruk untuk fungsi otak karena bekerja memengaruhi fungsi-fungsi sarafnya.

Obat untuk menurunkan kolesterol juga disebut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) bisa memiliki efek samping penurunan memori. Alasannya karena kolesterol dibutuhkan oleh otak untuk belajar sehingga ketika terjadi penurunan maka kinerjanya juga akan terpengaruh.

2. Migrain

Sakit kepala migrain bisa sangat mengganggu karena gejalanya yang parah membuat mual, muntah, nyeri, dan berlangsung panjang. Beberapa pasien yang mengalami migrain bahkan pernah dilaporkan mengalami hilang ingatan jangka pendek.

Sebuah studi yang dilakukan peneliti Taiwan dan dilaporkan di jurnal Neuroepidemiology melihat bahwa migrain berkaitan dengan peningkatan risiko demensia (pikun) hingga 1,48 persen.

Baca juga: Studi: Terapi Akupunktur Bisa Bantu Cegah Migrain Berulang

3. Stres

Ketika seseorang sedang stres maka tubuhnya akan memproduksi hormon stres bernama kortisol sebagai reaksi alami. Nah menurut studi terbaru yang dipublikasi di Journal of Neuroscience hormon kortisol ini tampaknya dapat berpengaruh 'memakan' sambungan saraf yang ada di otak.

Tes pada tikus menunjukkan ketika tingkat stres tak terkendali dalam jangka panjang maka akan semakin banyak sambungan saraf di otak yang rusak. Dampaknya risiko untuk terjadi pikun pun semakin meningkat.

4. Golongan darah

Faktor golongan darah memang tidak bisa dikendalikan, namun tetap perlu diketahui ternyata ada beberapa golongan darah yang lebih rentan berisiko mengalami penurunan fungsi otak. Sebuah studi tiga tahun di jurnal Neurology menyebut orang yang memiliki golongan darah AB bisa lebih berisiko karena secara umum mereka memiliki protein pembekuan darah faktor VIII yang lebih tinggi dibanding golongan darah lain.

Namun peneliti mengaku masih memerlukan studi lanjutan untuk mengonfirmasi temuan tersebut.

5. Vitamin B12

Vitamin B12 dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai hal mulai dari membuat darah, menjaga fungsi saraf, hingga untuk DNA. Ketika seseorang kekurangan vitamin B12 maka dampaknya adalah akan ada risiko terjadinya penurunan fungsi otak.

Baca juga: Rajin-rajinlah Olahraga Jika Tak Ingin Cepat Pikun


(fds/ajg)

Berita Terkait