Penelitian ini berdasarkan 369 pasien demam berdarah pada bulan Agustus dan November 2015. Dokter menemukan bahwa 10 persen pasien bisa mengalami pendarahan yang mematikan bahkan ketika jumlah trombositnya normal.
Sebaliknya, 15 pasien tidak mengalami pendarahan walaupun jumlah trombositnya kurang dari 10 ribu milimeter kubik. Angka tersebut tergolong angka yang sangat rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika pasien stabil, tidak perlu transfusi meski jumlahnya kurang," ujar salah satu peneliti Dr S.K Sharma, dikutip dari Times of India.
Trombosit adalah komponen darah yang membantu dalam pembekuan darah. Jumlah trombosit yang normal 150 ribu-400 ribu sel per milimeter kubik. Pada demam berdarah, terjadi peningkatan penghancuran trombosit dan pengurangan pembentukan barunya, yang menyebabkan jumlah trombosit berkurang.
Penelitian lain yang diterbitkan di Open Forum Infectious Diseases (OPID) menyatakan bahwa pedoman nasional (National Vector Borne Diseases Control Program) merekomendasikan transfusi trombosit ke pasien harus dengan jumlah trombosit di bawah 10 ribu milimeter kubik.
"Hal ini juga bisa menimbulkan risiko reaksi transfusi dan penularan infeksi yang tidak semestinya," imbuh Dr Sanjeev Sinha, profesor kedokteran di AIIMS.
Baca juga: Demam Berhari-hari Disertai Rasa Lemas, Gejala Demam Tifoid atau DBD? (wdw/ajg)











































