Seperti yang diungkapkan 'atlet' triathlon Inge Prasetyo, ibunya termasuk salah seorang penyintas kanker payudara yang telat terdeteksi. Kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai kanker ini pada saat itu menjadi penyebabnya.
Ibunya yang terdiagnosis kanker payudara pada tahun 1999 diakui tidak sengaja memeriksakan payudaranya pada dokter di Malaysia. "Jadi pas tahu pertama mamah saya kayak gitu ya lumayan kaget, bingung juga harus gimana, terus mikirnya sudah negatif banget," ujarnya kepada detikHealth yang ditemui usai konferensi pers Indonesia Goes Pink di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (11/7/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa tahun kemudian, kedua tantenya juga terdiagnosis kanker yang sama dengan stadium yang sudah cukup tinggi. Kedua tantenya yang tinggal di Yogyakarta pada saat itu hanya bisa melakukan pengobatan ke klinik atau puskesmas terdekat.
"Salah satu tante saya karena dia nggak married dan dia juga agak kesulitan keuangan, jadi dia memilih untuk nggak berobat. Jadi sampai akhirnya memang kasihan banget melihatnya," jelas Inge, yang mewakili Indonesia di ajang Ironman World Championship 2017.
"Tapi karena itu memang keputusan dia, jadi kita menghormati keputusannya untuk nggak mau berobat," imbuh Inge. Tantenya yang lain melakukan berbagai pengobatan, namun tidak berhasil karena sudah terlambat terdeteksi.
Sedangkan ibunya juga menjalani serangkaian pengobatan di Malaysia, Jakarta, dan Singapura. Mulai dari operasi pengangkatan payudara, kemoterapi bertahun-tahun, hingga radiasi berkali-kali.
"Pengobatan alternatif semua juga sudah pernah dicoba," tambahnya.
Namun pada akhirnya, ibu dari pegiat olahraga triathlon ini harus 'menyerah' karena kanker yang menggerogotinya juga memicu munculnya penyakit komplikasi yang lain.
Baca juga: Chelsea Islan Ungkap Bahagianya Punya Adik Angkat Pasien Kanker Otak (wdw/up)











































