Telanjur Cocok, Bagaimana Harus Bersikap Saat Atasan Resign?

Jakarta - Ada berbagai alasan mengapa orang bekerja begitu betah dan mencintai pekerjaannya. Selain gaji dan passion yang sesuai. Bisa jadi dilatarbelakangi atasan yang cocok. Sayangnya sudah nyaman seperti ini, takdir berkata lain. Atasan tersebut malah dipindah ke tempat lain.

Alhasil susah move on-nya melebihi susah move on dari mantan kekasih. Wajarkah itu? Bagaimana psikolog menanggapi persoalan yang satu ini?

"Itu intinya kan proses adaptasi dan ini sesuatu yang mungkin terprediksi tapi tidak menyenangkan buat kita dan mungkin penggantinya itu sesuatu yang tidak jauh lebih baik daripada sebelumnya. Sehingga butuh proses, butuh waktu," tutur Sri Juwita Kusumawardhani MPsi atau yang akrab disapa Wita, psikolog dari Tiga Generasi.

Baca juga: Selalu Lelah dan Tak Termotivasi Bekerja? Hal Ini Bisa Jadi Penyebab

Ini sebenarnya, lanjut Wita, berlaku untuk semua move on, termasuk move on dengan mantan pacar. Idealnya untuk beradaptasi dengan atasan baru memerlukan waktu 6 bulan sambil berusaha membuka hati.

"Selama masih dalam proses 6 bulan itu ya wajarlah, tapi kita perlu usaha juga, usaha membuka hati kita. Karena kalau kita fokus sama bos yang lama terus kita jadi nggak bisa lihat kebaikan bos kita yang baru. Mungkin bos yang ini membuat kita lebih percaya diri, bos yang ini mungkin bisa membuat kita jauh lebih disiplin," ujar Wita kepada detikHealth.

"Itu nggak cuma sama bos, sama mantan pacar pun pasti kayak gitu. Jadi selama waktu 6 bulan itu masih proses adaptasi, wajar banget kalau masih struggling, tapi perlu ada target dan usaha juga untuk membuka hati, untuk mengenali si bos yang baru ini gimana sih. Kalau nggak nanti terjebak nostalgia terus," sambung wanita berhijab ini.

Padahal, bagi pemilik akun Instagram @ladywitts ini, yang namanya bekerja mungkin bakal ada berbagai perubahan. Menurutnya, yang pasti itu adalah ketidakpastian itu sendiri. Begitu juga dengan perubahan, yang tidak akan pernah berubah adalah perubahan, sebab perubahan itu akan selalu ada.

Baca juga: Sering Lemas dan Produktivitas Kerja Menurun? Bisa Jadi Tanda Depresi

(hrn/up)