Mulai dari rambut, air liur, keringat dan darah. Tak selalu sama, masing-masing jenis sampel memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Seperti dirangkum detikHealth dari situs resmi Badan Narkotika Nasional (BNN), berikut 5 bagian tubuh yang bisa digunakan untuk uji narkoba:
Baca juga: Tepis Isu Pakai Narkoba, Boni Hargens Siap Dites Urine
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Urine merupakan salah satu sampel yang umum digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang memakai narkoba atau tidak. Ada beberapa macam indikator jenis narkoba yang bisa dideteksi melalui urine, di antaranya kokain, ganja, heroin, dan lain-lain.
Khusus untuk pemeriksaan spesimen urine yang mengandung narkoba di Balai Laboratorium Narkoba BNN menggunakan dua tahapan pengujian, di antaranya pemeriksaan awal (skrining) dan lanjutan (konfirmasi).
Meski paling populer, uji narkoba dengan tes urine memiliki beberapa kekurangan, di antaranya sifat urine yang mudah tercampur dan ditukar, sehingga bisa menimbulkan hasil yang keliru. Penyimpanan sampel urine juga memerlukan suhu dingin.
2. Darah
Selain urine, uji narkoba juga bisa dideteksi dari darah. Darah biasanya diambil dari pada pembuluh darah vena di bagian lengan dengan menggunakan jarum. Dibandingkan dengan urine, konsentrasi narkoba di dalam darah tidak terlalu banyak.
Ini karena darah juga memiliki fungsi untuk mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme seperti obat-obatan dan bahan kimia lain ke hati untuk diurai. Kemudian bahan sisa metabolisme tersebut akan dibawa ke ginjal untuk diproses menjadi urine.
Meski demikian, tes darah untuk uji narkoba juga memiliki kelebihan. Di antaranya sampel darah tidak mudah dipalsukan. Selain itu, lewat tes darah juga bisa diperkirakan konsentrasi narkoba yang digunakan dan mengetahui jangka waktu pemakaian terakhir.
3. Rambut
Tes rambut biasanya digunakan untuk menentukan penggunaan narkoba dalam jangka waktu yang relatif lebih lama, biasanya selama sampai 90 hari. Tes rambut bisa digunakan untuk mendeteksi berbagai jenis narkoba seperti kokain, ganja, opiat, methamphetamine, phencyclidine, serta alkohol.
Tes rambut untuk mendeteksi narkoba memiliki masa yang paling lama dibandingkan pengujian dengan sampel lainnya. Dengan sampel rambut, pendeteksian disarankan satu bulan setelah prediksi pemakaian, karena umumnya rambut manusia tumbuh 1 cm setiap bulan.
Pada umumnya, narkoba juga baru terdisposisi pada rambut setelah 7 hari dari prediksi pemakaian. Selain memiliki masa pendeteksian lebih lama dibanding sampel lainnya, tes rambut juga memiliki kelebihan lain. Di antaranya yakni sifat hasil ujinya lebih stabil.
Selain itu, sampel rambut juga lebih mudah dalam proses pengiriman dan penyimpanan sampel, karena tidak memerlukan suhu dingin. Dibandingkan dengan urine, sampel rambut juga Lebih sulit untuk dicampur dengan bahan kimia lain atau ditukar, sehingga meminimalkan terjadi kesalahan teknis.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini Penyebab Hipokalemia Seperti Dialami Boni Hargens
4. Air liur
Uji narkoba juga bisa dilakukan melalui saliva atau air liur. Alat yang digunakan berupa rapid tes saliva. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks dan terdiri dari campuran sekresi kelenjar ludah mayor dan minor, yang terdapat pada mukosa rongga mulut.
Pemeriksaan narkoba dengan saliva biasanya dilakukan untuk mereka yang baru mengonsumsi narkoba. Pada umumnya sampel diambil 10 menit setelah pemakaian narkoba.
Jenis narkoba yang bisa dideteksi pun terbatas. Alat ini hanya mendeteksi narkoba yang diisap dengan cara inhalan atau merokok. Di antaranya seperti ganja, sabu dan blotter paper yang ditempelkan pada lidah seperti LSD (Lysergic acid diethylamide).
5. Keringat
Mekanisme pengujian narkoba menggunakan sampel keringat bergantung pada pH keringat. Pada narkoba yang lebih bersifat basa, ekskresi pada keringat akan meningkat karena sifat keringat yang lebih asam.
Meski pengambilan sampel lebih mudah dan tidak perlu melukai, serta tidak mudah dipalsukan, namun tes keringat untuk pengujian narkoba masih memiliki beberapa kekurangan.
Di antaranya masih belum banyak laboratorium yang dapat melakukan tes ini. Selain itu, tes keringat juga terbatas karena tidak dapat dilakukan pada kulit yang terluka dan banyak rambut.
(ajg/fds)











































