Sumanto adalah satu dari sekian orang yang telah memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan jalan pintas. Motif dari tiap pelaku tindakan bunuh diri pun berbeda-beda.
Namun, secara garis besar, ketika seseorang melakukan bunuh diri biasanya hal ini terjadi karena dua hal, menurut Bona Sardo, MPsi, ketika dihubungi detikHealth via telepon, Jumat (14/7/2017). Dua hal lain antara lain karena regulasi emosi dan pemahaman diri yang kurang baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Sering Curhat, Bisakah Jadi Petunjuk Keinginan Bunuh Diri?
Ketika kemampuannya mengenal konsep diri kurang baik, maka seseorang tidak akan berhenti mencari jati diri. "Nanti jadi bertanya-tanya 'saya tuh siapa, sih?'. Kalau dikasih stimulus sedikit ngikut-ngikut, kalau ada masalah 'eh nyilet-nyilet tangan aja,' dia ikut," ujar psikolog dari RS Mitra Keluarga, Depok.
Sedangkan, regulasi emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengatur emosi. Seseorang dengan tingkat regulasi emosi yang rendah biasanya cenderung berpikiran pendek karena kesulitan dalam melampiaskan diri. Hal ini juga berkaitan dengan lingkungan dalam keluarga seseorang.
"Nggak boleh lupa dia tumbuh di keluarga yang seperti apa, kalau keluarga yang penyelesaiannya dangkal, dia jadi ikut nggak mikir panjang," terang psikolog yang merupakan lulusan Universitas Indonesia ini.
Baca Juga: Kaitan Depresi dan Bunuh Diri dengan Kepribadian Sehari-hari
Saat orang terdekat atau bahkan diri sendiri memutuskan bunuh diri, Bona Sardo memberikan satu permintaannya. "Jangan lakukan," katanya. Sebab katanya, ketika seseorang gelap mata yang diinginkan sebenarnya adalah sebuah bentuk perhatian.
Menurut sebuah riset, orang yang mau melakukan tindakan upaya bunuh diri, hampir semuanya adalah sebuah bentuk upaya meneriakkan ingin diperhatikan. "Rasanya seperti masuk lubang terdalam, merasakan hollowness yang besar. Ini hanya upaya dia untuk meneriakan 'eh perhatiin gue dong," tuturnya.
Karenanya, penting bagi seseorang yang merasa ingin bunuh diri menemukan orang yang paling ia percaya untuk membagikan emosi yang ia punya. Jika dirasa kurang efektif mengatasi gejolak emosi, jangan ragu untuk menemui psikolog. "Banyak kok klien saya yang datang dan cerita pernah melakukan upaya bunuh diri," pungkasnya.
Baca Juga: Begini Isi Lengkap Surat Wasiat 'Cinta' Sumanto untuk Istrinya (ajg/up)











































