Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports ini melibatkan 48 pasangan di Bangladesh. Di negara tersebut, ciuman di depan umum bukan hal yang lazim dilakukan.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan meminta para pasangan untuk berciuman di rumahnya masing-masing. Selanjutnya, mereka diminta melaporkan beberapa aspek terkait aktivitas berciuman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laki-laki teramati 15 kali lebih banyak menjadi inisiator. Sebanyak 79 persen laki-laki dalam penelitian tersebut, menjadi inisiator.
"Ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan perbedaan jenis kelamin dalam menginisiasi ciuman," kata sang peneliti, Dr Rezaul Karim dari University of Dhaka seperti dikutip dari The Independent.
Baca juga: Ciuman Bibir: Romantis atau Menjijikkan?
Ciuman, khususnya di bibir, punya banyak sisi jika dikaitkan dengan kesehatan. Sebuah penelitian menyebut, hanya 46 persen orang di seluruh dunia yang menganggapnya sebagai perilaku romantis dan menyenangkan. Sisanya, menganggap hal itu menjijikkan.
Penelitian lain di Belanda mengungkap fakta yang memperkuat anggapan tersebut. Disebutkan, ciuman selama 10 detik memungkinkan terjadinya pertukaran lebih dari 80 juta bakteri dan kuman lainnya.
Namun di sisi lain, ciuman diklaim bisa menurunkan kadar kortisol atau hormon stres. Terkait dengan pertukaran kuman pun, beberapa pakar menyebutnya sebagai keuntungan karena bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Baca juga: Ciuman 10 Detik, 80 Juta Kuman Berpindah Tempat
(up/ajg)











































