Kisah Nyata Remaja yang Ingin Bunuh Diri, Lalu Bangkit Lawan Depresi

True Story

Kisah Nyata Remaja yang Ingin Bunuh Diri, Lalu Bangkit Lawan Depresi

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Kamis, 20 Jul 2017 14:44 WIB
Kisah Nyata Remaja yang Ingin Bunuh Diri, Lalu Bangkit Lawan Depresi
Depresi bisa memicu kecenderungan bunuh diri (Foto: thinkstock)
Jakarta - Sekilas jika mengenal sosok pria ini dari luar, dia adalah pria yang ramah dan humoris. Sebut saja ia Rio. Temannya banyak dan hobinya di dunia fotografi menyeretnya menuju kesuksesan, bahkan sebelum ia lulus dari salah satu universitas bergengsi di Indonesia.

Tapi tidak ada yang tahu apa yang dialaminya selama ini. Kepada detikHealth, Kamis (20/7/2017), ia menceritakan asal mula depresi yang ia alami. Rio menuturkan depresi tersebut muncul sejak ia masih kecil karena ia selalu di-bully oleh teman-teman sebayanya.

"Gue suka dikatain banci karena gue nggak bisa main bola, gue nggak tahu apalagi (alasannya) kenapa, itu alasannya gue nggak suka bola sampai sekarang," tuturnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Trauma Karena Bullying, Risikonya Depresi Hingga Bunuh Diri

Ditambah, percekcokan orang tuanya yang hampir mengarah pada perpisahan saat ia masih duduk di kelas 2 SD semakin membuat depresinya semakin berat. Hidupnya dulu berkecukupan juga mulai berubah menjadi kurang semenjak keluarganya bangkrut dan ayahnya mempunyai sakit stroke.

Orientasi seksualnya yang condong ke arah sesama jenis juga membuatnya merasa terasingkan dari kehidupan. "Kalau inget gue gay, gue jadi benci lagi sama diri gue sendiri," tambahnya.

Semenjak orang tuanya jatuh sakit, Rio harus hidup bersama tantenya. Di sana pun ia mendapatkan perilaku yang kurang menyenangkan. Karena masalah yang terus menimpa dirinya itu, mulai muncul gejala depresi dalam dirinya.

"Gue depresi, anxiety, dan punya eating disorder, itu jujur mengganggu hidup gue banget," kisahnya.

Berbagai hal mulai dari urusan keluarga hingga pergaulan, bisa memicu depresiBerbagai hal mulai dari urusan keluarga hingga pergaulan, bisa memicu depresi (Foto: thinkstock)


Baca juga: Dokter: Lebih dari 90 Persen Bunuh Diri Terkait Gangguan Jiwa

Beberapa kali ia mencoba untuk melakukan upaya bunuh diri. Mulai dari ingin melompat ke rel kereta, lompat dari gedung hingga nyaris memotong nadinya sendiri sudah cukup sering ingin ia lakukan.

Hingga suatu saat ia menemukan titik baliknya.

Ketika merenung, Rio tiba-tiba saja merasakan bahwa ada hal yang harus selalu ia ingat dalam harinya. "Gue mencintai Allah, orang tua gue (meskipun nggak deket), sayang semua sahabat-sahabat yang udah ngebantu gue. Gue merasa dia akan sedih kalo gue hidup depresi," katanya.

Ia pun kembali mengingat perjuangannya sendiri untuk bisa bertahan melawan segala masalah yang menimpa dirinya. Hal itu yang membuatnya merasa lebih bersyukur dengan kehidupannya yang sekarang.

Depresi sebagai masalah kejiwaan masih sering terabaikanDepresi sebagai masalah kejiwaan masih sering terabaikan (Foto: thinkstock)


Baca juga: Jangan Diam Saja, Ada yang Bisa Dilakukan untuk Cegah Bunuh Diri

Setelah bangkit, Rio kini berusaha untuk menolong teman-temannya yang juga mengalami depresi dengan memberikan motivasi untuk berjuang. Melalui detikHealth, Rio menitipkan pesan kepada orang di luar sana yang ada keinginan untuk mengakhiri hidup.

"Selalu ingat apa yang lo cintai dan mereka yang mencintai lo. Pikirin mereka yang mencintai lo aja. Rasa cinta itu motivasi sebenarnya," tuturnya.

Ia juga berpesan kepada orang-orang yang mengenal seseorang dengan depresi atau kecemasan untuk tidak menganggap remeh masalah yang mereka hadapi. "Mental illness nggak sebercanda itu, Temenin aja terus hibur sampe dia seneng. Nggak usah terlalu dinasihatin," pungkasnya.

Baca juga: Catat! Ini Tanda-tanda Seseorang Akan Bunuh Diri

Halaman 2 dari 1
(up/up)

Berita Terkait