Menurut dokter spesialis kulit, Dr Sri Prihianti Gondokaryono SpKK, kulit yang menjadi gelap setelah lama terpapar sinar matahari adalah respon alami kulit, yang tidak bisa dihindari oleh penggunaan tabir surya sekalipun.
Baca juga: Pakai Tabir Surya Kedaluwarsa, Apa Dampaknya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan tabir surya yang berhasil setelah berjemur di bawah sinar matahari dalam waktu tertentu menurutnya dicirikan seperti dengan kondisi kulit yang menjadi tidak terlalu kering dan perih.
Sementara itu, efek buruk dari sinar UV pada kulit biasanya akan dirasakan jika paparan diterima kulit yang tak terlindungi dalam jangka panjang.
"Kalau kulit jarang dilindungi dengan sun protection dalam jangka panjang kita selalu terpapar sinar matahari, ini bisa menyebabkan beberapa hal. Efek sinar UV ke kulit adalah mempercepat penuaan, munculnya kerutan, flek tidak merata, kulit bertambah kasar, dan kendur. Yang paling membahayakan adalah kanker kulit," paparnya.
Meski kulit gelap orang Indonesia lebih terlindungi, namun penggunaan sunscreen atau sunprotector tetap penting untuk mencegah kerusakan kulit lebih lanjut.
"Orang berkulit gelap memang punya proteksi tinggi terhadap sinar matahari daripada orang dengan kulit terang, begitu juga dengan risiko penuaan dini dan kanker. Bagaimana pun penggunaan tabir surya tetap penting. Yang direkomendasikan minimum SPF 30," pesannya.
Baca juga: Kumpulan Foto Luka Bakar Terunik: Mulai dari Bunga Hingga Batman (fds/fds)











































