Ketika mengalami MS, karena myelin yang rusak, hantaran sarafnya menjadi terganggu. Respon tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari pun menjadi terganggu ketika sedang mengalami kekambuhan.
"Kalau misalnya terkena di bagian memori, orangnya pada saat itu akan mengalami gangguan memori, atau jika terkena di otak bagian depan bisa saja penyandangnya mengalami gangguan dalam mempelajari sesuatu," jelas Dr Riwanti Estiasari, SpS(K) dari departemen neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, di sela acara 'Get to Know Multiple Sclerosis', Jumat (20/10/2017), di Jakarta Convention Center.
Baca juga: Awas! Kegemukan Juga Picu Risiko Multiple Sclerosis
Gejalanya sebenarnya cukup beragam di banyak orang, akan tetap ciri yang sering muncul antara lain, gangguan pengelihatan, mudah lelah, kesemutan, dan biasanya memburuk ketika cuaca sedang panas.
"Selain itu, MSers (penyandang MS) paling sering mengeluh soal gangguan keseimbangan dan gangguan pengelihatan, mulai dari yang pandangan kabur sampai hilang total," jelas Dr Riwanti yang merupakan Secretary Indonesia Foundation of Multiple Sclerosis.
Namun, gejala ini sering kali hilang timbul. Sewaktu-waktu dapat memberat dan berangsur membaik. Jarak serangan antara satu gejala dan gejala lainnya pun bisa berjangka cukup jauh. Tak jarang pasien MS dianggap berpura-pura, malas atau mengalami gangguan jiwa oleh orang-orang yang belum memahami MS.
Untuk mengetahui lebih lanjut, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan melalui MRI, pemeriksaan cairan otak atau juga cek saraf untuk mendiagnosis MS. Jika Anda mengalami beberapa gejala serupa, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter.
Baca juga: Diet Seperti Ini Diyakini Bantu Atasi Penyakit Multiple Sclerosis
(up/up)