Penting! 6 Perubahaan Saat Menstruasi yang Harus Diwaspadai

Penting! 6 Perubahaan Saat Menstruasi yang Harus Diwaspadai

Widiya Wiyanti - detikHealth
Jumat, 03 Nov 2017 12:42 WIB
Penting! 6 Perubahaan Saat Menstruasi yang Harus Diwaspadai
Ada 6 perubahan saat menstruasi yang harus diwaspadai. Foto: thinkstock
Jakarta - Biasanya pada wanita sedang mengalami menstruasi ataupun sebelumnya yang disebut PMS (premenstrual syndrome) mengalami perubahan-perubahan, baik fisik maupun mood.

Paling sering wanita merasakan kram pada perut, namun kerap diabaikan karena dianggap hal yang wajar terjadi kala datang bulan. Ternyata, perubahan-perubahan tersebut menandakan adanya suatu masalah pada kesehatan.

Dikutip dari health.com, Jumat (3/11/2017), dokter spesialis obstetri dan ginekologi serta penulis 'She-Ology: The Definitive Guide to Women's Intimate Health', dr Sherry A. Ross, MD mengatakan bahwa ada enam perubahan saat menstruasi yang harus diperhatikan.

Darah menstruasi menggumpal

Darah menstruasi yang menggumpal dengan ukuran cukup besar harus diwaspadai. Foto: thinkstock
Pernah memperhatikan aliran darah saat menstruasi? Pernah kah menemukan darah menstruasi menggumpal? Jika menemukannya menggumpal dengan ukuran kecil, misalnya sebesar kismis mungkin tidak perlu dikhawatirkan.

Namun jika gumpalannya lebih besar bisa jadi menandakan ada sesuatu yang tidak beres. "Gumpalan yang lebih besar dan tebal dari biasanya mungkin menimbulkan kekhawatiran. Ketidakseimbangan hormon bisa menjadi penyebabnya, dan itu juga bisa menjadi pertanda adanya infeksi atau bahkan keguguran," kata dr Ross.

Periode menstruasi tiba-tiba berlangsu lama dan darah lebih banyak

Hati-hati jika menstruasi berlangsung lebih lama dan banyak, bisa jadi ada masalah. Foto: tim infografis
Biasanya menstruasi pada wanita berlangsung selama 3-7 hari. Jika tiba-tiba periode menstruasi berlangsung lebih dari satu minggu itu harus diwaspadai apalagi darah yang keluar lebih deras dan banyak dari biasanya.

Bisa jadi mengalami menorrhagia, yaitu darah menstruasi yang keluar secara berlebihan dan berlangsung lebih lama. Hal ini bisa disebabkan oleh keadaan tiroid yang terlalu aktif atau malah tidak aktif, serta terjadinya sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan keseimbangan kadar hormonal.

"Jika Anda memperhatikan menstruasi Anda lebih sering datang, kurang dari 21 hari atau berlangsung lebih dari tujuh hari selama lebih dari tiga bulan, saya sarankan menghubungi dokter untuk membicarakan mengapa hal ini bisa terjadi," jelas dr Ross.

Sering keluar bercak-bercak di luar waktu menstruasi

Sering keluar bercak darah di luar masa menstruasi? Jika berlangsung berbulan-bulan, sebaiknya periksakan ke dokter. Foto: ilustrasi/thinkstock
Saat tidak menstruasi, pernah kah keluar bercak-bercak darah? Ini disebut spotting, atau pendarahan ringan di luar waktu menstruasi. Jika terjadi sesekali dan cukup ringan mungkin tidak perlu dikhawatirkan karena mungkin penyebabnya adalah kadar hormon yang berfluktuasi.

Namun, jika bercak darah yang keluar cukup banyak hingga memerlukan penggunaan pembalut dan terjadi berbulan-bulan, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter.

Menurut dr Ross, itu bisa jadi karena adanya fibroid atau infeksi. Pada beberapa kasus, keluarnya bercak-bercak yang terjadi lebih sering bisa menandakan gejala kanker rahim atau kanker serviks.

Darah menstruasi berair dan berwana keabu-abuan

Darah menstruasi yang berwarna keabu-abuan harus diwaspadai. Foto: Thinkstock
Pada awal menstruasi, biasanya darah yang keluar cenderung merah cerah. Pada akhir periode, darah tampak berwarna coklat bahkan hitam. Itu disebabkan efek oksigen yang ada dalam tubuh.

Namun yang perlu diwaspadai adalah ketika darah menstruasi yang keluar berwarna keabu-abuan dan strukturnya lebih berair. Menurut dr Ross, itu bisa jadi menandakan adanya suatu infeksi. Terlebih lagi jika memiliki bau yang tidak sedap.

Menstruasi tidak datang dalam beberapa bulan

Menstruasi tidak datang dalam beberapa bulan bukan hanya menandakan kehamilan, namun ada masalah lain. Foto: ilustrasi/thinkstock
Biasanya orang berpikir ini adalah ciri kehamilan, tetapi bisa jadi ada masalah lain yang menghampiri dengan gejala seperti ini. dr Ross mengatakan hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan hormon atau juga bisa disebabkan karena stres.

Namun, pada orang yang tidak datang bulan dan berat badannya baru saja turun bisa ini mungkin terjadi karena penurunan produksi hormon esterogen. "Penurunan berat badan yang ekstrem menyebabkan penurunan lemak tubuh dan produksi estrogen, hal ini membuat menstruasi Anda lebih ringan atau tidak ada sama sekali," katanya.

Atau ada hal lain, menstruasi yang tidak datang bisa juga menandakan tubuh memasuki masa perimenopause, yaitu fase transisi menuju menopause yang biasanya terjadi pada wanita berusia 40 tahun.

Kram perut semakin parah

Kram perut yang sangat parah ketika menstruasi bisa jadi mengalami endometriosis. Foto: ilustrasi/thinkstock
Di awal sudah dikatakan bahwa mengalami kram perut adalah hal sangat wajar terjadi bagi wanita yang sedang menstruasi. Ini dikarenakan rahim yang pada dasarnya adalah satu otot besar mulai berkontraksi untuk membantu meluruhkan lapisannya selama menstruasi.

Namun jika kram semakin parah hingga menyebabkan nyeri punggung sampai pinggul, bisa jadi menandakan ada masalah lain. Salah satunya endometriosis, yaitu suatu kelainan di mana adanya jaringan rahim (endometrium) yang berada di luar dari rahim, seperti menempel ke organ terdekat seperti ovarium, fallopi tabung, bahkan rektum.

"Wanita yang menderita endometriosis mengalami kram yang cukup parah," tutup dr Ross.
Halaman 2 dari 7
Pernah memperhatikan aliran darah saat menstruasi? Pernah kah menemukan darah menstruasi menggumpal? Jika menemukannya menggumpal dengan ukuran kecil, misalnya sebesar kismis mungkin tidak perlu dikhawatirkan.

Namun jika gumpalannya lebih besar bisa jadi menandakan ada sesuatu yang tidak beres. "Gumpalan yang lebih besar dan tebal dari biasanya mungkin menimbulkan kekhawatiran. Ketidakseimbangan hormon bisa menjadi penyebabnya, dan itu juga bisa menjadi pertanda adanya infeksi atau bahkan keguguran," kata dr Ross.

Biasanya menstruasi pada wanita berlangsung selama 3-7 hari. Jika tiba-tiba periode menstruasi berlangsung lebih dari satu minggu itu harus diwaspadai apalagi darah yang keluar lebih deras dan banyak dari biasanya.

Bisa jadi mengalami menorrhagia, yaitu darah menstruasi yang keluar secara berlebihan dan berlangsung lebih lama. Hal ini bisa disebabkan oleh keadaan tiroid yang terlalu aktif atau malah tidak aktif, serta terjadinya sindrom ovarium polikistik, yaitu gangguan keseimbangan kadar hormonal.

"Jika Anda memperhatikan menstruasi Anda lebih sering datang, kurang dari 21 hari atau berlangsung lebih dari tujuh hari selama lebih dari tiga bulan, saya sarankan menghubungi dokter untuk membicarakan mengapa hal ini bisa terjadi," jelas dr Ross.

Saat tidak menstruasi, pernah kah keluar bercak-bercak darah? Ini disebut spotting, atau pendarahan ringan di luar waktu menstruasi. Jika terjadi sesekali dan cukup ringan mungkin tidak perlu dikhawatirkan karena mungkin penyebabnya adalah kadar hormon yang berfluktuasi.

Namun, jika bercak darah yang keluar cukup banyak hingga memerlukan penggunaan pembalut dan terjadi berbulan-bulan, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter.

Menurut dr Ross, itu bisa jadi karena adanya fibroid atau infeksi. Pada beberapa kasus, keluarnya bercak-bercak yang terjadi lebih sering bisa menandakan gejala kanker rahim atau kanker serviks.

Pada awal menstruasi, biasanya darah yang keluar cenderung merah cerah. Pada akhir periode, darah tampak berwarna coklat bahkan hitam. Itu disebabkan efek oksigen yang ada dalam tubuh.

Namun yang perlu diwaspadai adalah ketika darah menstruasi yang keluar berwarna keabu-abuan dan strukturnya lebih berair. Menurut dr Ross, itu bisa jadi menandakan adanya suatu infeksi. Terlebih lagi jika memiliki bau yang tidak sedap.

Biasanya orang berpikir ini adalah ciri kehamilan, tetapi bisa jadi ada masalah lain yang menghampiri dengan gejala seperti ini. dr Ross mengatakan hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan hormon atau juga bisa disebabkan karena stres.

Namun, pada orang yang tidak datang bulan dan berat badannya baru saja turun bisa ini mungkin terjadi karena penurunan produksi hormon esterogen. "Penurunan berat badan yang ekstrem menyebabkan penurunan lemak tubuh dan produksi estrogen, hal ini membuat menstruasi Anda lebih ringan atau tidak ada sama sekali," katanya.

Atau ada hal lain, menstruasi yang tidak datang bisa juga menandakan tubuh memasuki masa perimenopause, yaitu fase transisi menuju menopause yang biasanya terjadi pada wanita berusia 40 tahun.

Di awal sudah dikatakan bahwa mengalami kram perut adalah hal sangat wajar terjadi bagi wanita yang sedang menstruasi. Ini dikarenakan rahim yang pada dasarnya adalah satu otot besar mulai berkontraksi untuk membantu meluruhkan lapisannya selama menstruasi.

Namun jika kram semakin parah hingga menyebabkan nyeri punggung sampai pinggul, bisa jadi menandakan ada masalah lain. Salah satunya endometriosis, yaitu suatu kelainan di mana adanya jaringan rahim (endometrium) yang berada di luar dari rahim, seperti menempel ke organ terdekat seperti ovarium, fallopi tabung, bahkan rektum.

"Wanita yang menderita endometriosis mengalami kram yang cukup parah," tutup dr Ross.

(wdw/up)

Berita Terkait