Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dr Isman Firdaus, SpJP mengatakan bahwa aneurisma aorta merupakan kondisi di mana pembuluh darah aorta mengalami pelebaran sehingga aorta menggelembung dan bentuknya mirip seperti balon. Penggelembungan ini apabila tidak diobati akan semakin besar dan lama-lama akan berakibat kebocoran katup aorta, bahkan aorta bisa pecah sewaktu-waktu sehingga akan terjadi pendarahan hebat pada tubuh, bahkan berujung pada kematian.
"Pembuluh darah utama dari jantung ketika nyemproti pembuluh darah aorta diameter 3-4 cm dan kalau sudah melendung 5-6 cm disebut aneurisma aorta," kata dr Isman saat dihubungi detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, dr Ayuthia Putri Sedyawan, BMedSc, SpJP, FIHA dari RS Mayapada Lebak Bulus, menyebut bahwa aneurisma aorta sebenarnya jarang bergejala.
"Biasanya mulai bergejala jika ukuran aneurisma makin membesar," ujar dr Ayu.
Diutarakan ia, orang dengan aneurisma aorta biasanya mengalami keluhan-keluhan, seperti nyeri dada yang tajam (seperti dirobek), nyeri punggung, dan bisa juga suara yang serak (hoarse), batuk berkepanjangan, ataupun sulit menelan. Penyakit ini pun sama-sama memiliki gejala nyeri dada seperti jantung koroner.
"Karena kedua penyakit (jantung koroner ataupun aneurisma aorta) sama sama memiliki gejala nyeri dada, maka dokter biasanya berpikir dua hal tersebut saat pasien mengeluhkan nyeri dada," kata dr Ayu.
Hanya saja, menurut dr Ayu, nyeri dada khas aneurisma aorta itu seperti dirobek dan tajam. Sementara nyeri dada khas koroner seperti ditindih benda berat dan tumpul. Untuk memastikannya bisa dilakukan pemeriksaan CT scan.
"Aorta anerusma bisa dideteksi lewat Rontgen, CT scan," tegas dr Ayu.
Baca juga: Beberapa Pemicu Aneurisma, Kondisi yang Kabarnya Diidap Bondan Winarno
(hrn/up)











































