4 Risiko Kesehatan yang Dihadapi Korban Terjebak Longsor

4 Risiko Kesehatan yang Dihadapi Korban Terjebak Longsor

Firdaus Anwar - detikHealth
Selasa, 06 Feb 2018 09:35 WIB
4 Risiko Kesehatan yang Dihadapi Korban Terjebak Longsor
Longsor yang terjadi di Bandara Soekarno Hatta. (Foto: Ahmad Bil Wahid/detikcom)
Jakarta - Underpass di Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno Hatta tiba-tiba saja longsor setelah hujan deras mengguyur wilayah Tangerang pada Senin petang (5/1). Ada dua korban yang terjebak di dalamnya dan baru bisa dievakuasi sekitar 12 jam kemudian.

Identitas dua korban yang terjebak longsor tersebut adalah Dianti Dyah Ayu Putri dan Mukhmainah. Putri belakangan dilaporkan meninggal di rumah sakit sementara Mukhmainah masih dirawat.

Ketika seseorang terjebak di dalam longsor apa yang terjadi? Ada cerita beberapa orang bisa selamat bahkan setelah berhari-hari terjebak longsor namun ada juga yang tidak seberuntung itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip detikHealth dari berbagai sumber berikut beberapa hal paling berisiko yang bisa terjadi pada korban terjebak longsor:

Baca juga: Putri, Korban Longsor di Soetta Meninggal Dunia di RS Mayapada

1. Kehabisan oksigen

Foto: thinkstock
Salah satu ancaman paling utama yang bisa dihadapi oleh korban longsor adalah kehabisan oksigen. Ketika seseorang tertimbun oleh tanah, beton, atau bahan-bahan lainnya maka kemungkinan ia hanya memiliki sedikit ruang untuk bernapas.

Tanpa oksigen yang cukup maka seseorang bisa mulai hilang kesadaran. Dalam hitungan menit maka sel otak akan mulai mati dan terjadi kerusakan permanen hingga akhirnya berujung pada kematian.

2. Crush syndrome

Foto: Bil Wahid-detikcom
dr Tejsrhi Shah dari Medecins Sans Frontieres mengatakan korban yang terjebak oleh materi longsor dapat mengalami apa yang disebut crush syndrome. Hal ini terjadi ketika jaringan tubuh tertekan dalam jangka waktu lama dan mulai mati.

Ketika akhirnya bagian yang tertekan diangkat seluruh toksik yang ada dari matinya jaringan dilepaskan membuat tubuh kewalahan.

"Hal ini menyebabkan kerusakan pada ginjal. Orang-orang yang mengalaminya dapat mengalami rasa sakit luar biasa dan berisiko tinggi gagal ginjal," kata dr Shah seperti dikutip dari BBC.

3. Hipotermia

Foto: ilustrasi/thinkstock
Longsor biasanya terjadi ketika tanah basah terutama saat hujan. Oleh sebab itu menurut studi yang dipublikasi di jurnal PLOS One hipotermia jadi salah satu risiko yang bisa dihadapi oleh para korban.

Ketika terjebak di dalam longsor selama berjam-jam dengan kondisi basah oleh air yang dingin maka suhu tubuh dapat turun drastis. Saat suhu tubuh menurun drastis, maka jantung, sistem saraf dan organ tubuh lainnya tidak dapat bekerja dengan baik.

Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa menyebabkan gagal jantung, rusaknya sistem pernapasan dan yang lebih berbahaya bisa menyebabkan kematian.

4. Trauma psikologis

Foto: Getty Images
Risiko kesehatan yang bisa dihadapi oleh para korban longsor tidak hanya saat masih terjebak saja. Bagi mereka yang selamat trauma psikologisnya mungkin saja terus membekas hingga menjadi beban yang perlu bantuan profesional.
Halaman 2 dari 5
Salah satu ancaman paling utama yang bisa dihadapi oleh korban longsor adalah kehabisan oksigen. Ketika seseorang tertimbun oleh tanah, beton, atau bahan-bahan lainnya maka kemungkinan ia hanya memiliki sedikit ruang untuk bernapas.

Tanpa oksigen yang cukup maka seseorang bisa mulai hilang kesadaran. Dalam hitungan menit maka sel otak akan mulai mati dan terjadi kerusakan permanen hingga akhirnya berujung pada kematian.

dr Tejsrhi Shah dari Medecins Sans Frontieres mengatakan korban yang terjebak oleh materi longsor dapat mengalami apa yang disebut crush syndrome. Hal ini terjadi ketika jaringan tubuh tertekan dalam jangka waktu lama dan mulai mati.

Ketika akhirnya bagian yang tertekan diangkat seluruh toksik yang ada dari matinya jaringan dilepaskan membuat tubuh kewalahan.

"Hal ini menyebabkan kerusakan pada ginjal. Orang-orang yang mengalaminya dapat mengalami rasa sakit luar biasa dan berisiko tinggi gagal ginjal," kata dr Shah seperti dikutip dari BBC.

Longsor biasanya terjadi ketika tanah basah terutama saat hujan. Oleh sebab itu menurut studi yang dipublikasi di jurnal PLOS One hipotermia jadi salah satu risiko yang bisa dihadapi oleh para korban.

Ketika terjebak di dalam longsor selama berjam-jam dengan kondisi basah oleh air yang dingin maka suhu tubuh dapat turun drastis. Saat suhu tubuh menurun drastis, maka jantung, sistem saraf dan organ tubuh lainnya tidak dapat bekerja dengan baik.

Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa menyebabkan gagal jantung, rusaknya sistem pernapasan dan yang lebih berbahaya bisa menyebabkan kematian.

Risiko kesehatan yang bisa dihadapi oleh para korban longsor tidak hanya saat masih terjebak saja. Bagi mereka yang selamat trauma psikologisnya mungkin saja terus membekas hingga menjadi beban yang perlu bantuan profesional.

(fds/up)

Berita Terkait