Roro Fitria Terciduk Polisi, Ini 4 Dampak Pemakaian Sabu

Roro Fitria Terciduk Polisi, Ini 4 Dampak Pemakaian Sabu

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Kamis, 15 Feb 2018 15:05 WIB
Roro Fitria Terciduk Polisi, Ini 4 Dampak Pemakaian Sabu
Roro Fitria. ditangkap oleh polisi karena memesan sabu dari seorang fotografer. Wanita 29 tahun ini ditangkap di rumahnya saat menunggu sabu yang dipesan. Foto: Instagram/roro.fitria1989
Jakarta - Roro Fitria ditangkap oleh polisi karena memesan sabu dari seorang fotografer. Wanita 29 tahun ini ditangkap di rumahnya saat menunggu sabu yang dipesan dari Wawan Hartawan.

Dari tangan Wawan, polisi menyita 2 gram sabu. Wawan mengaku bahwa sabu itu adalah barang yang dipesan Roro sejak 13 Februari 2018.

"Akan digunakan tanggal 14 malam. Hari Valentine. Ya tapi ternyata paginya ditangkap di TKP 1 WH ditangkap pukul 10.20 WIB dan TKP 2 Roro Fitria pukul 12.30 WIB," jelas Kabid Humas Polda, Kombes Pol Argo Yuwono, dikutip dari detikNews.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia beli untuk kenyamanan diri sendiri saja," sambungnya.

Roro Fitria merupakan nama terbaru dari deretan artis yang terjerat menggunakan sabu. Sebelumnya ada nama Jennifer Dunn dan Tio Pakusadewo yang juga kedapatan menggunakan narkotika terlarang ini.

Lalu, apa saja dampak penggunaan sabu kepada tubuh? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 4 dampak penggunaan sabu:

Baca juga: Foto: Sisi Lain Roro Fitria yang Rajin Olahraga Bela Diri dan Yoga

1. Memicu rasa senang

Foto: Ilustrasi sabu (Raja- detikcom)
Sabu merupakan sebutan untuk kristal methamphetamine, obat stimulan yang biasanya berwujud seperti serbuk putih. Obat ini bekerja dengan cara melepaskan dopamin.

Dopamin adalah adalah hormon yang memicu rasa senang dan euforia. Nah, penggunaan sabu dalam jangka pendek bisa meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, yang membuat seseorang tidak mudah capek, lelah atau mengantuk.

2. Menyebabkan panik dan insomnia

Foto: ilustrasi/thinkstock
Namun jika sabu digunakan rutin secara konsisten, dampak negatifnya akan mulai terasa, salah satunya adalah munculnya masalah kejiwaan seperti gangguan cemas, paranoia dan insomnia.

Hal ini terjadi karena lonjakan dopamin yang terlalu tinggi membuat tubuh menjadi lebih peka. Begitu efeknya hilang, kadar dopamin di otak akan tiba-tiba turun dan perasaan kehilangan dan ketakutan muncul.

3. Gangguan makan dan halusinasi

Foto: ilustrasi/thinkstock
Gangguan makan muncul karena saat menggunakan sabu, tubuh terasa lebih berenergi. Lama kelamaan, nafsu makan akan hilang, digantikan dengan keinginan untuk menggunakan sabu lebih banyak.

Halusinasi merupakan efek lanjutan dari serangan panik dan insomnia. Karena otak mengalami gangguan, risiko mengalami gejala psikotik seperti halusinasi pun semakin besar.

4. Wajah menua

Foto: thinkstock
Penggunaan sabu dalam jangka panjang membuat wajah penggunanya terlihat tua. Hal ini terjadi karena sabu merusak pembuluh darah dan juga kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi sel.

Selain wajah yang tampak tua, pengguna sabu juga biasanya memiliki gigi ompong. Risiko kematian akibat serangan jantung dan stroke pun meningkat.

Halaman 2 dari 5
Sabu merupakan sebutan untuk kristal methamphetamine, obat stimulan yang biasanya berwujud seperti serbuk putih. Obat ini bekerja dengan cara melepaskan dopamin.

Dopamin adalah adalah hormon yang memicu rasa senang dan euforia. Nah, penggunaan sabu dalam jangka pendek bisa meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, yang membuat seseorang tidak mudah capek, lelah atau mengantuk.

Namun jika sabu digunakan rutin secara konsisten, dampak negatifnya akan mulai terasa, salah satunya adalah munculnya masalah kejiwaan seperti gangguan cemas, paranoia dan insomnia.

Hal ini terjadi karena lonjakan dopamin yang terlalu tinggi membuat tubuh menjadi lebih peka. Begitu efeknya hilang, kadar dopamin di otak akan tiba-tiba turun dan perasaan kehilangan dan ketakutan muncul.

Gangguan makan muncul karena saat menggunakan sabu, tubuh terasa lebih berenergi. Lama kelamaan, nafsu makan akan hilang, digantikan dengan keinginan untuk menggunakan sabu lebih banyak.

Halusinasi merupakan efek lanjutan dari serangan panik dan insomnia. Karena otak mengalami gangguan, risiko mengalami gejala psikotik seperti halusinasi pun semakin besar.

Penggunaan sabu dalam jangka panjang membuat wajah penggunanya terlihat tua. Hal ini terjadi karena sabu merusak pembuluh darah dan juga kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi sel.

Selain wajah yang tampak tua, pengguna sabu juga biasanya memiliki gigi ompong. Risiko kematian akibat serangan jantung dan stroke pun meningkat.

(mrs/up)

Berita Terkait