Cek 5 Faktor Risiko Tinggi Sleep Apnea Ini, Ada yang Kamu Alami?

Cek 5 Faktor Risiko Tinggi Sleep Apnea Ini, Ada yang Kamu Alami?

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Jumat, 23 Feb 2018 07:15 WIB
Cek 5 Faktor Risiko Tinggi Sleep Apnea Ini, Ada yang Kamu Alami?
Ada orang yang napasnya bisa berhenti sesaat ketika tidur. (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah salah satu gangguan tidur yang disebabkan oleh sumbatan jalan napas yang berakibat terhentinya napas dalam beberapa waktu, yang pada kondisi fatal berakibat kematian karena kekurangan oksigen. Biasanya ditandai dengan mendengkur saat tidur.

Penderita OSA ini seringkali didapatkan mengalami gasping atau tersedak, terbangun malam hari yang berakibat tidur tidak pulas. Selain OSA, ada juga Central Sleep Apnea (disebabkan oleh otak gagal mengirim sinyal ke otot yang mengatur pernapasan) dan Mixed Sleep Apnea (gabungan dari kedua sleep apnea).

Gangguan tidur akibat OSA ini menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien berupa rasa mengantuk sepanjang hari, rasa lelah dan lesu, konsentrasi yang menurun, sakit kepala pagi hari, gelisah bahkan menyebabkan impotensi pada pria serta seringkali mengakibatkan hambatan dalam prestasi belajar atau bekerja

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OSA menyebabkan meningkatnya risiko untuk terjadi penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, stroke,dislipidemia, kecelakaan kerja dan saat dirumah. Karena kejadian mendengkur dan henti napas terjadi saat tidur maka seringkali penderita merupakan orang yang paling akhir mengetahui.

Baca juga: Ini Yang Perlu Diketahui Tentang Tidur Ngorok

"Orang tidak bernapas lebih dari 10 detik itu berbahaya, orang bisa meninggal tiba-tiba," ungkap dr Andika Chandra Putra, PhD, Sp.P, FAPSR, dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan saat berbincang dengan detikHealth, Kamis (22/2/2018).

dr Andika juga mengungkapkan faktor-faktor yang berisiko tinggi menyebabkan sleep apnea, yaitu:

1. Kegemukan atau obesitas

Foto: ilustrasi/thinkstock
Badan yang gemuk menjadi faktor utama yang paling sering menyebabkan gangguan tidur, umumnya pada pria. "Lemak pada laki-laki itu kan lebih banyak berkumpul di daerah leher. Lemak ini akan menekan otot saluran pernapasan saat tidur," kata dr Andika. Lemak ini juga menyebabkan lingkar leher menjadi sempit.

2. Perokok dan peminum alkohol

Foto: ilustrasi/thinkstock
Merokok sudah jelas dapat mengganggu pernapasan, dan perokok cenderung mendengkur dalam tidurnya. Sedangkan peminum alkohol biasanya mendapati otot lehernya rileks, dan ini dapat menghambat saluran pernapasan saat tidur.

"Pada satu kondisi orang yang minum alkohol, karena kesadarannya menurun jadi lebih rileks lagi," terang dr Andika. "Sehingga pada kondisi oksigen tidak bisa masuk, tubuh tidak memberikan respon yang cukup baik."

3. Mengidap hipertensi dan sakit jantung

Foto: Thinkstock
Hipertensi dan sakit jantung merupakan penyakit yang terkait satu sama lain, dan kedua penyakit ini berisiko tinggi menimbulkan gangguan tidur. Menurut dr Andika, hipertensi resisten (orang yang tekanan darahnya selalu tinggi) adalah salah satu jenis hipertensi yang sering dibarengi dengan sleep apnea.

Baca juga: Tidur Ngorok Tanda Jantung Bermasalah, Yuk Pastikan Ke Bu Dokter

4. Didiagnosis diabetes

Foto: Thinkstock
"Jika terjadinya hipoksia (kurangnya pasokan oksigen dalam sel dan jaringan tubuh) terus-menerus, tubuh ini kan selalu berkompensasi, dia mencari usaha agar oksigennya terpenuhi. Ini menyebabkan diabetes mellitus, ditambah umumnya juga sleep apnea diderita oleh orang yang obesitas," terang dr Andika.

5. Pasien stroke

Foto: ilustrasi/thinkstock
Meskipun jarang dan memang lebih dipengaruhi oleh gangguan saraf, pengidap stroke juga berpotensi tinggi mengalami sleep apnea, yaitu Central Sleep Apnea.

Dengan bantuan dokter, Anda dapat mengetahui jika gejala sleep apnea yang Anda miliki berkontribusi terhadap penyakit lain. Pada akhirnya, mengobati sleep apnea juga akan membantu proses terapi pengobatan penyakit yang Anda idap lainnya.

Jika perlu, datangi rumah sakit yang memiliki klinik tidur atau sleep lab yang dapat menangani gangguan tidur secara khusus dan spesifik.

Baca juga: Kaitan Tidur Ngorok Dengan Penyakit jantung, Ini Kata Dokter
Halaman 2 dari 6
Badan yang gemuk menjadi faktor utama yang paling sering menyebabkan gangguan tidur, umumnya pada pria. "Lemak pada laki-laki itu kan lebih banyak berkumpul di daerah leher. Lemak ini akan menekan otot saluran pernapasan saat tidur," kata dr Andika. Lemak ini juga menyebabkan lingkar leher menjadi sempit.

Merokok sudah jelas dapat mengganggu pernapasan, dan perokok cenderung mendengkur dalam tidurnya. Sedangkan peminum alkohol biasanya mendapati otot lehernya rileks, dan ini dapat menghambat saluran pernapasan saat tidur.

"Pada satu kondisi orang yang minum alkohol, karena kesadarannya menurun jadi lebih rileks lagi," terang dr Andika. "Sehingga pada kondisi oksigen tidak bisa masuk, tubuh tidak memberikan respon yang cukup baik."

Hipertensi dan sakit jantung merupakan penyakit yang terkait satu sama lain, dan kedua penyakit ini berisiko tinggi menimbulkan gangguan tidur. Menurut dr Andika, hipertensi resisten (orang yang tekanan darahnya selalu tinggi) adalah salah satu jenis hipertensi yang sering dibarengi dengan sleep apnea.

Baca juga: Tidur Ngorok Tanda Jantung Bermasalah, Yuk Pastikan Ke Bu Dokter

"Jika terjadinya hipoksia (kurangnya pasokan oksigen dalam sel dan jaringan tubuh) terus-menerus, tubuh ini kan selalu berkompensasi, dia mencari usaha agar oksigennya terpenuhi. Ini menyebabkan diabetes mellitus, ditambah umumnya juga sleep apnea diderita oleh orang yang obesitas," terang dr Andika.

Meskipun jarang dan memang lebih dipengaruhi oleh gangguan saraf, pengidap stroke juga berpotensi tinggi mengalami sleep apnea, yaitu Central Sleep Apnea.

Dengan bantuan dokter, Anda dapat mengetahui jika gejala sleep apnea yang Anda miliki berkontribusi terhadap penyakit lain. Pada akhirnya, mengobati sleep apnea juga akan membantu proses terapi pengobatan penyakit yang Anda idap lainnya.

Jika perlu, datangi rumah sakit yang memiliki klinik tidur atau sleep lab yang dapat menangani gangguan tidur secara khusus dan spesifik.

Baca juga: Kaitan Tidur Ngorok Dengan Penyakit jantung, Ini Kata Dokter

(up/up)

Berita Terkait