5 Fakta Seputar Radang Usus Buntu

5 Fakta Seputar Radang Usus Buntu

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Jumat, 02 Mar 2018 12:04 WIB
5 Fakta Seputar Radang Usus Buntu
Usus buntu. Foto: Getty Images
Jakarta - Radang usus buntu merupakan salah satu penyakit dengan keluhan sakit perut dan merupakan kasus yang umum. Akan tetapi, masalah kesehatan ini tidak terlepas dari banyaknya mitos yang beredar di masyarakat.

Yuk kenali apa saja yang menjadi fakta dari penyakit tersebut. Dirangkum detikHealth, ini dia sejumlah hal menarik yang seputar peradangan usus buntu.

Baca juga: Kenali! Gejala-gejala yang Dialami Saat Punya Radang Usus Buntu

Foto: Getty Images
Para dokter percaya bahwa salah satu penyebabnya merupakan sumbatan pada usus buntu. Sumbatan umumnya terjadi akibat akumulasi kotoran yang mengeras (fecalith), atau bisa juga akibat dari folikel limfoid yang membesar, cacing, trauma, atau pun tumor.

Usus buntu yang mengalami peradangan jika tidak segera diobati dapat mengakibatkan usus buntu itu sendiri pecah. "Pada radang usus buntu akut, kalau saat bergerak akan terasa sakit, ngangkat barang terasa sakit, itu usus buntunya bisa pecah. Itu harus dioperasi," jelas Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Foto: Citra Fitri Mardiana
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine mengatakan bahwa risiko biji – bijian ini menyebabkan radang usus buntu akut sangat minim. Hal inipun dikuatkan oleh pernyataan dari dr Ari.

"Sebenarnya mitos. Tapi apakah biji jambu dan cabai bisa nyangkut? Bisa, tapi biasanya keluar lagi bersama kotoran (feses)," jelasnya.

Foto: Thinkstock
Radang usus buntu bisa terjadi pada siapa saja dan dalam rentang usia berapapun. Tetapi menurut penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology, pria lebih berisiko terkena penyakit ini. Niket Sonpal, MD, asisten profesor klinis di Touro College of Medicine di New York pun memberi tanggapan mengenai hal tersebut.

"Tidak jelas alasannya mengapa demikian," kata Sonpal, "namun, itu mungkin karena wanita cenderung mengasup lebih banyak serat."

Foto: thinkstock
Masalah perut adalah alasan paling umum yang menyebabkan orang dilarikan ke UGD, menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of General Medicine. Penyebab yang paling umum dari semua jenis sakit perut adalah usus buntu.

Akan tetapi, fakta menunjukan bahwa kasus peradangan usus buntu mengalami penurunan. Diperkirakan terjadi karena munculnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat dan memperbanyak asupan serat.

5. Ada yang menjalani operasi sebanyak dua kali

Foto: thinkstock
Umumnya, pengangkatan usus buntu melalui jalur operasi hanya dilakukan sekali. Tapi, sejumlah kasus pernah mencatat orang-orang yang menjalani prosedur tersebut sebanyak dua kali.

Salah satunya adalah seorang wanita dari Burton, Michigan, yang mendapatkan kompensasi sebesar $ 108 ribu atau setara dengan hampir Rp 1,5 miliar karena seorang dokter diduga telah meninggalkan setengah usus buntunya saat operasi pertama.

Baca juga: Kerupuk Seblak Picu Radang Usus Buntu? Ini Kata Dokter Pencernaan
Halaman 2 dari 6
Para dokter percaya bahwa salah satu penyebabnya merupakan sumbatan pada usus buntu. Sumbatan umumnya terjadi akibat akumulasi kotoran yang mengeras (fecalith), atau bisa juga akibat dari folikel limfoid yang membesar, cacing, trauma, atau pun tumor.

Usus buntu yang mengalami peradangan jika tidak segera diobati dapat mengakibatkan usus buntu itu sendiri pecah. "Pada radang usus buntu akut, kalau saat bergerak akan terasa sakit, ngangkat barang terasa sakit, itu usus buntunya bisa pecah. Itu harus dioperasi," jelas Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine mengatakan bahwa risiko biji – bijian ini menyebabkan radang usus buntu akut sangat minim. Hal inipun dikuatkan oleh pernyataan dari dr Ari.

"Sebenarnya mitos. Tapi apakah biji jambu dan cabai bisa nyangkut? Bisa, tapi biasanya keluar lagi bersama kotoran (feses)," jelasnya.

Radang usus buntu bisa terjadi pada siapa saja dan dalam rentang usia berapapun. Tetapi menurut penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology, pria lebih berisiko terkena penyakit ini. Niket Sonpal, MD, asisten profesor klinis di Touro College of Medicine di New York pun memberi tanggapan mengenai hal tersebut.

"Tidak jelas alasannya mengapa demikian," kata Sonpal, "namun, itu mungkin karena wanita cenderung mengasup lebih banyak serat."

Masalah perut adalah alasan paling umum yang menyebabkan orang dilarikan ke UGD, menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of General Medicine. Penyebab yang paling umum dari semua jenis sakit perut adalah usus buntu.

Akan tetapi, fakta menunjukan bahwa kasus peradangan usus buntu mengalami penurunan. Diperkirakan terjadi karena munculnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat dan memperbanyak asupan serat.

Umumnya, pengangkatan usus buntu melalui jalur operasi hanya dilakukan sekali. Tapi, sejumlah kasus pernah mencatat orang-orang yang menjalani prosedur tersebut sebanyak dua kali.

Salah satunya adalah seorang wanita dari Burton, Michigan, yang mendapatkan kompensasi sebesar $ 108 ribu atau setara dengan hampir Rp 1,5 miliar karena seorang dokter diduga telah meninggalkan setengah usus buntunya saat operasi pertama.

Baca juga: Kerupuk Seblak Picu Radang Usus Buntu? Ini Kata Dokter Pencernaan

(ask/up)

Berita Terkait