Jakarta -
Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) adalah penyakit degeneratif yang menyerang saraf hingga menimbulkan kelemahan pada saraf motorik. Penyakit ini terbilang langka dan salah satunya penyandangnya adalah Stephen Hawking. Stephen Hawking telah berjuang selama lebih dari 50 tahun sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (14/3/2018).
Penyakit ini terbilang punya gejala yang khas, yaitu kelemahan pada otot. Selain itu, ada juga beberapa gejala yang muncul ketika mengidap ALS. Seperti apa ciri-ciri ALS? Simak selengkapnya di sini.
Kram pada otot
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
ALS juga dikenal dengan penyakit Lou Gehrig, ini diambil dari nama atlet baseball ternama Amerika Serikat yang mengalami penyakit ini sekitar tahun 1930-an. ALS sendiri sejenis penyakit motor neuron dimana sel saraf berangsur-angsur rusak dan mati.
Kram pada otot serta berkedut di lengan, bahu dan lidah adalah ciri adanya penyakit ALS seperti dikutip dari Mayo Clinic. Perlu dipahami, penyakit ini punya progresivitas yang cepat.
Kelemahan pada tungkai
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Karena menyerang saraf motorik, ALS menimbulkan gejala kelemahan pada tungkai. Pada awalnya, ini hanya terjadi pada salah satu sisi saja, demikian dijelaskan oleh dr Frandy Susatia, SpS, dari RS Siloam Kebon Jeruk, saat dihubungi detikHealth.
"Ototnya mengecil, pasiennya merasa ada kelamahan dari salah satu tungkai tangan atau kaki, satu sisi saja, tangannya aja atau kakinya doang nanti merambat biasanya ke atas. Ini dia hanya menyerang motorik aja enggak ada baal, jadi kelemahan saraf yang mempengaruhi otot motorik, kalau udah tahap akhir merambat ke atas," ujarnya.
Lebih sering menjatuhkan barang
Foto: thinkstock
|
Disebabkan kelemahan otot yang terjadi, orang-orang dengan ALS sering menjatuhkan barang, tersandung, merasa kelelahan pada lengan atau kaki, dan sering pula mengalami kesulitan untuk berbicara dengan jelas.
Tidak semua orang dengan ALS mengalami gejala yang sama atau pola perkembangan yang sama. Namun, kelemahan otot progresif dan kelumpuhan adalah gejala yang dialami secara umum.
Sulit menelan
Foto: iStock
|
Ketika penyakit ini sudah menyerang bagian atas, maka gejala yang nampak adanya kesulitan untuk menggerakan kepala, berbicara, bahkan untuk menelan. Oleh karenanya, dibutuhkan fisioterapi dan sejumlah terapi lainnya untuk membantu meningkatkan kualitas hidup penyandangnya.
"Untuk pengobatan, selain obat-obatan, diperlukan juga nutrisi yang cukup. Terapi fisik (fisioterapi) seperti latihan berjalan atau menelan," jelas dr Frandy.
ALS juga dikenal dengan penyakit Lou Gehrig, ini diambil dari nama atlet baseball ternama Amerika Serikat yang mengalami penyakit ini sekitar tahun 1930-an. ALS sendiri sejenis penyakit motor neuron dimana sel saraf berangsur-angsur rusak dan mati.
Kram pada otot serta berkedut di lengan, bahu dan lidah adalah ciri adanya penyakit ALS seperti dikutip dari Mayo Clinic. Perlu dipahami, penyakit ini punya progresivitas yang cepat.
Karena menyerang saraf motorik, ALS menimbulkan gejala kelemahan pada tungkai. Pada awalnya, ini hanya terjadi pada salah satu sisi saja, demikian dijelaskan oleh dr Frandy Susatia, SpS, dari RS Siloam Kebon Jeruk, saat dihubungi detikHealth.
"Ototnya mengecil, pasiennya merasa ada kelamahan dari salah satu tungkai tangan atau kaki, satu sisi saja, tangannya aja atau kakinya doang nanti merambat biasanya ke atas. Ini dia hanya menyerang motorik aja enggak ada baal, jadi kelemahan saraf yang mempengaruhi otot motorik, kalau udah tahap akhir merambat ke atas," ujarnya.
Disebabkan kelemahan otot yang terjadi, orang-orang dengan ALS sering menjatuhkan barang, tersandung, merasa kelelahan pada lengan atau kaki, dan sering pula mengalami kesulitan untuk berbicara dengan jelas.
Tidak semua orang dengan ALS mengalami gejala yang sama atau pola perkembangan yang sama. Namun, kelemahan otot progresif dan kelumpuhan adalah gejala yang dialami secara umum.
Ketika penyakit ini sudah menyerang bagian atas, maka gejala yang nampak adanya kesulitan untuk menggerakan kepala, berbicara, bahkan untuk menelan. Oleh karenanya, dibutuhkan fisioterapi dan sejumlah terapi lainnya untuk membantu meningkatkan kualitas hidup penyandangnya.
"Untuk pengobatan, selain obat-obatan, diperlukan juga nutrisi yang cukup. Terapi fisik (fisioterapi) seperti latihan berjalan atau menelan," jelas dr Frandy.
(ask/up)