Jakarta -
Ketika tertidur beberapa di antara kira mungkin pernah tidak sengaja mengeluarkan saliva berlebih dari dalam mulut (sialorrhea) atau biasa dibilang orang ngiler. Ya, beberapa orang sudah paham bahwa tidak menjaga kebersihan mulut dengan gosok gigi adalah satu di antara penyebabnya.
Selain itu, ternyata ada beberapa penyebab lain yang melatarbelakangi air liur yang menetes dari mulut kita saat tertidur. Dikutip dari Black Doctor, yuk kita cari tahu akar masalah yang satu ini.
Kebiasaan saat tidur
Foto: thinkstock
|
Biasanya, orang yang tertidur dengan posisi perut menekan alas tidur adalah orang yang sering ngiler. Ini dikarenakan mulut seringkali terbuka dan saliva yang diproduksi keluar begitu saja. Berbeda ketika orang yang tidur dengan punggungnya, kamu akan secara natural menelannya sehingga mencegahnya untuk ngiler.
Selain itu, tidur dengan mulut terbuka juga menyebabkan kelembaban rongga mulut berkurang sehingga mulut cepat kering. Karena itu kamu akan lebih mudah ngiler.
Alergi
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Alergi adalah salah satu penyebab seseorang ngiler saat tidur. Yang paling sering adalah dikarenakan alergi rhinitis. Disebut juga hay fever, alergi rhinitis adalah sejumlah gejala yang terjadi ketika tubuh terkena alergen tertentu. Alergen adalah zat biasanya tidak berbahaya, seperti rumput atau debu, yang menyebabkan reaksi alergi. Di samping itu, serbuk sari juga sering jadi penyebabnya.
Tak hanya alergi rhinitis, alergi pada makanan tertentu juga dapat memicu seseorang mengalami ngiler saat tidur.
GERD
Foto: thinkstock
|
Gastroesophageal reflux disease atau GERD tak hanya membuat rasa terbakar pada area dada, namun juga diduga sebagai sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan seseorang ngiler saat tertidur.
Para ilmuwan percaya bahwa refluks asam menyebabkan asam lambung untuk merangsang kerongkongan. Sebagai hasilnya, refleks esophagosalivary terlalu terangsang hingga menyebabkan produksi air liur berlebihan.
Infeksi saluran pernapasan (ISP)
Foto: thinkstock
|
Infeksi saluran pernapasan bagian atas biasanya berhubungan dengan masalah pernapasan dan menelan, yang menyebabkan air liur karena akumulasi air liur. Bila saluran hidungmu terhambat akibat flu, kamu juga lebih sering bernapas dengan mulut yang akan berdampak pada kelebihan saliva yang keluar dari mulut saat tertidur.
Stroke
Foto: Thinkstock
|
Pasien penyakit stroke, cerebral palsy hingga parkinson diketahui memiliki risiko besar untuk ngiler saat tidur. Pada beberapa kasus, penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan ngiler saat tidur. Hal ini terjadi karena tidak adanya koordinasi yang baik antara otak dengan saraf-saraf yang mengatur rahang.
Keracunan merkuri
Foto: thinkstock
|
Keracunan merkuri dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai hipersalivasi. Hipersalivasi adalah gangguan yang menyebabkan produksi air liur seseorang menjadi berlebihan. Akibatnya, orang yang keracunan merkuri akan lebih rentan mengalami ngiler saat tidur ketimbang orang yang tidak mengalami hal serupa.
Apabila kondisi ngiler ini sudah berlangsung lama dan mengganggu tidurmu, konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Biasanya, orang yang tertidur dengan posisi perut menekan alas tidur adalah orang yang sering ngiler. Ini dikarenakan mulut seringkali terbuka dan saliva yang diproduksi keluar begitu saja. Berbeda ketika orang yang tidur dengan punggungnya, kamu akan secara natural menelannya sehingga mencegahnya untuk ngiler.
Selain itu, tidur dengan mulut terbuka juga menyebabkan kelembaban rongga mulut berkurang sehingga mulut cepat kering. Karena itu kamu akan lebih mudah ngiler.
Alergi adalah salah satu penyebab seseorang ngiler saat tidur. Yang paling sering adalah dikarenakan alergi rhinitis. Disebut juga hay fever, alergi rhinitis adalah sejumlah gejala yang terjadi ketika tubuh terkena alergen tertentu. Alergen adalah zat biasanya tidak berbahaya, seperti rumput atau debu, yang menyebabkan reaksi alergi. Di samping itu, serbuk sari juga sering jadi penyebabnya.
Tak hanya alergi rhinitis, alergi pada makanan tertentu juga dapat memicu seseorang mengalami ngiler saat tidur.
Gastroesophageal reflux disease atau GERD tak hanya membuat rasa terbakar pada area dada, namun juga diduga sebagai sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan seseorang ngiler saat tertidur.
Para ilmuwan percaya bahwa refluks asam menyebabkan asam lambung untuk merangsang kerongkongan. Sebagai hasilnya, refleks esophagosalivary terlalu terangsang hingga menyebabkan produksi air liur berlebihan.
Infeksi saluran pernapasan bagian atas biasanya berhubungan dengan masalah pernapasan dan menelan, yang menyebabkan air liur karena akumulasi air liur. Bila saluran hidungmu terhambat akibat flu, kamu juga lebih sering bernapas dengan mulut yang akan berdampak pada kelebihan saliva yang keluar dari mulut saat tertidur.
Pasien penyakit stroke, cerebral palsy hingga parkinson diketahui memiliki risiko besar untuk ngiler saat tidur. Pada beberapa kasus, penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan ngiler saat tidur. Hal ini terjadi karena tidak adanya koordinasi yang baik antara otak dengan saraf-saraf yang mengatur rahang.
Keracunan merkuri dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai hipersalivasi. Hipersalivasi adalah gangguan yang menyebabkan produksi air liur seseorang menjadi berlebihan. Akibatnya, orang yang keracunan merkuri akan lebih rentan mengalami ngiler saat tidur ketimbang orang yang tidak mengalami hal serupa.
Apabila kondisi ngiler ini sudah berlangsung lama dan mengganggu tidurmu, konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
(ask/up)