Ragam Bahaya Konsumsi Miras Oplosan Bagi Tubuh

Ragam Bahaya Konsumsi Miras Oplosan Bagi Tubuh

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Selasa, 10 Apr 2018 13:35 WIB
Ragam Bahaya Konsumsi Miras Oplosan Bagi Tubuh
Kasus miras oplosan pencabut nyawa di Cicalengka mengingatkan kita bahwa bahaya konsumsi miras oplosan tidak main-main. Foto: Dony Indra Ramadhan
Jakarta - Kasus keracunan minuman keras (miras) yang menewaskan 44 orang di Kabupaten Bandung masih menjadi perbincangan. Bahkan Pemerintah Kabupaten Bandung menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) karena banyaknya korban.

Kejadian ini mengingatkan kembali betapa bahayanya konsumsi miras oplosan bagi kesehatan tubuh. Dampak terburuknya, seseorang bisa saja meninggal karena keracunan.

Namun meski tidak meninggal karena keracunan pun, konsumsi miras oplosan tetap memiliki bahaya bagi tubuh. Apa saja? Dilansir WebMD, simak ragam bahaya konsumsi miras oplosan berikut ini

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengacaukan sistem saraf

Foto: Syahdan Alamsyah
Konsumsi minuman keras yang dijual legal saja sudah bisa membuat sistem saraf melemah, apalagi miras oplosan yang kandungan alkoholnya melebihi batas normal.

Alkohol memiliki fungsi menekan respons sistem saraf pusat. Hal inilah yang membuat seseorang sulit berpikir jernih, bicara, bahkan berjalan dan menggerakkan badan ketika mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak.

Risiko jantung

Foto: thinkstock
Dampak alkohol pada jantung tidak main-main. Konsumsi alkohol bisa meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, yang bisa berujung pada denyut jantung abnormal.

Dalam jangka panjang, konsumsi alkohol bisa menyebabkan jantung membengkak, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan gagal jantung.

Penyakit liver

Foto: thinkstock
Bahaya alkohol untuk liver sudah diketahui secara umum. Penyakit liver seperti pengerasan hati (sirosis), infeksi liver (hepatitis), bahkan kanker liver bisa disebabkan oleh konsumsi miras oplosan dan alkohol yang berlebihan.

Penyakit liver yang disebabkan oleh alkohol biasanya sulit diketahui saat masih dalam tahap awal. Namun ketika sudah stadium lanjut, penyakit liver karena alkohol bisa ditandai dengan nyeri perut, mual, hingga muntah.

Otak

Foto: ilustrasi saraf otak
Bukan hanya sistem saraf, konsumsi miras oplosan juga bisa memengaruhi otak. Para pecandu alkohol diketahui memiliki koordinasi tubuh yang buruk, senang mengambil keputusan berisiko, hingga penurunan fungsi memori dan kognitif.

Dalam jangka panjang, orang yang sering mengonsumsi alkohol juga berisiko lebih tinggi mengalami demensia hingga penyempitan pembuluh darah yang berujung pada stroke.
Halaman 2 dari 5
Konsumsi minuman keras yang dijual legal saja sudah bisa membuat sistem saraf melemah, apalagi miras oplosan yang kandungan alkoholnya melebihi batas normal.

Alkohol memiliki fungsi menekan respons sistem saraf pusat. Hal inilah yang membuat seseorang sulit berpikir jernih, bicara, bahkan berjalan dan menggerakkan badan ketika mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak.

Dampak alkohol pada jantung tidak main-main. Konsumsi alkohol bisa meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, yang bisa berujung pada denyut jantung abnormal.

Dalam jangka panjang, konsumsi alkohol bisa menyebabkan jantung membengkak, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan gagal jantung.

Bahaya alkohol untuk liver sudah diketahui secara umum. Penyakit liver seperti pengerasan hati (sirosis), infeksi liver (hepatitis), bahkan kanker liver bisa disebabkan oleh konsumsi miras oplosan dan alkohol yang berlebihan.

Penyakit liver yang disebabkan oleh alkohol biasanya sulit diketahui saat masih dalam tahap awal. Namun ketika sudah stadium lanjut, penyakit liver karena alkohol bisa ditandai dengan nyeri perut, mual, hingga muntah.

Bukan hanya sistem saraf, konsumsi miras oplosan juga bisa memengaruhi otak. Para pecandu alkohol diketahui memiliki koordinasi tubuh yang buruk, senang mengambil keputusan berisiko, hingga penurunan fungsi memori dan kognitif.

Dalam jangka panjang, orang yang sering mengonsumsi alkohol juga berisiko lebih tinggi mengalami demensia hingga penyempitan pembuluh darah yang berujung pada stroke.

(mrs/up)

Berita Terkait