Di Usia 96 Tahun, Pangeran Philip Lakukan Operasi Penggantian Pinggul

Di Usia 96 Tahun, Pangeran Philip Lakukan Operasi Penggantian Pinggul

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 11 Apr 2018 08:41 WIB
Di Usia 96 Tahun, Pangeran Philip Lakukan Operasi Penggantian Pinggul
Foto: Matt Holyoak/CameraPress/PA Wire/Handout via REUTERS
Jakarta - PangeranPhilip, suami RatuElizabeth II dari Inggris, melakukan operasi penggantian pinggul di usianya yang tak lagi muda. Tindakannya mendapat pujian, mengingat usianya yang sudah mencapai 96 tahun.
Pria bergelar Duke of Edinburgh ini melakukan operasi penggantian pinggul total. Operasi dilakukan di King Edward VII Hospital dan cukup sukses. Ia pun saat ini masih menjalani proses rehabilitasi.
Belum diketahui apa penyebab pasti Pangeran Philip melakukan operasi penggantian pinggul total. Namun Andrew Manktelow, pakar bedah ortopedi dan presiden British Hip Society, mengatakan arthritis hingga tulang patah menjadid penyebab utama seseorang melakukan operasi penggantian pinggul.
Arthritis dan tulang patah memang rentan dialami lansia seperti Pangeran Philip. Arthritis merupakan penyakit kekakuan pada sendi, sementara tulang patah rentan terjadi pada lansia karena terjatuh.
"Sekitar 80.000 operasi penggantian pinggul dilakukan di Inggris setiap tahunnya. Meski rata-rata usia pasien saat melakukan operasi penggantian pinggul adalah 68 tahun, 750-800 di antaranya dilakukan pada pasien dengan usia di atas 90 tahun," ungkap Manktelow, dikutip dari Daily Mail.
Melakukan operasi penggantian pinggul pada lansia di atas 90 tahun memang memiliki risiko tinggi. Sebabnya, mereka lebih rentan mengalami penyakit jantung dan paru-paru yang bisa jadi faktor risiko kefatalan saat operasi.
Pasien lansia yang mengalami demensia juga tidak disarankan untuk menjalankan operasi penggantian pinggul. Hal ini dikarenakan pasien akan tinggal di rumah sakit minimal satu bulan untuk rehabilitasi dan fisioterapi, yang mungkin sulit dilakukan pasien demensia.
Namun Manktelow mengatakan Pangeran Philip terlihat tidak memiliki masalah. Meski sudah pensiun dari tugas-tugas kerajaan, ia diketahui memiliki gaya hidup yang aktif.
"Saya memiliki pasien berusia 70-an yang sudah tua, dan juga pasien 90-an yang masih muda. Menurut saya, kondisi kebugaran pasien lebih menentukan risiko bahaya operasi daripada usia pasien," tutupnya.
(mrs/wdw)

Berita Terkait