Jakarta -
Kematian DJ kenamaan, DJ Avicii seolah mengingatkan kepada publik akan bahaya mengonsumsi minum minuman keras dalam jumlah besar.
DJ asal Swedia tersebut diketahui meninggal dunia karena pankreatitis atau radang pankreas akut. Bahkan karena kebiasaannya minum alkohol, di tahun 2014, kantung empedu dan usus buntunya sudah harus diangkat karena mengalami komplikasi.
Namun pankreatitis bukan satu-satunya penyakit yang muncul akibat konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak. Berikut sejumlah penyakit lain yang terjadi karena kebiasaan buruk ini, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Penyakit liver
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Penyakit ini selalu berada di urutan pertama dalam daftar penyakit yang terjadi pada mereka yang gemar minum alkohol, karena alkohol memang dicerna dalam hati.Penyakitnya muncul karena kebiasaan minum yang seperti ini akan mengubah metabolisme lemak dalam hati dan lemak pun menumpuk dalam hati. Bila dibiarkan terlalu lama, ini akan memicu sirosis hati yang dapat berujung pada kegagalan organ hingga kematian.
2. Kanker
Foto: Thinkstock
|
"Kebiasaan minum-minum meningkatkan risiko kanker," ungkap Jurgen Rehm, PhD dari University of Toronto. Para ilmuwan meyakini bahwa risiko kanker ini muncul ketika tubuh mengubah alkohol menjadi acetaldehyde, sejenis karsinogen.
Kanker yang dikaitkan dengan alkohol antara lain kanker mulut, tenggorokan, laring, kerongkongan, hati, payudara dan usus. Risiko kanker juga tinggi pada mereka yang gemar minum sekaligus merokok.
3. Anemia
Foto: iStock
|
Minum-minuman keras dalam jumlah besar mengakibatkan jumlah sel darah merah yang membawa oksigen menjadi sangat rendah. Tak heran bila tukang minum biasanya cenderung mudah lelah, sesak napas dan sering pening.
4. Penyakit jantung
Foto: DW (News)
|
Kebiasaan minum alkohol membuat darah lebih mudah menggumpal, yang kemudian dikaitkan dengan insiden serangan jantung atau stroke. Sebuah studi yang dilakukan di tahun 2005 menunjukkan kebiasaan minum-minum meningkatkan risiko kematian dua kali lipat dibanding orang yang awalnya bisa bertahan dari serangan jantung.
5. Epilepsi
Foto: thinkstock
|
Alkohol dapat menyebabkan epilepsi dan memicu kejang, bahkan bagi orang yang tidak memiliki riwayat epilepsi sekalipun. Kebiasaan ini juga bisa mengganggu kinerja pengobatan yang seharusnya bisa meredakan kekambuhannya.
6. Kerusakan saraf
Foto: thinkstock
|
Kerusakan saraf akibat alkohol biasa disebut 'neuropati alkohol', di mana penderitanya mengalami gejala seperti mati rasa, lemah otot, beser, sembelit, disfungsi ereksi dan masalah yang berkaitan dengan saraf lainnya. Ini karena alkohol adalah racun bagi sel-sel saraf. Penyebab lain adalah defisiensi nutrisi yang diakibatkan oleh kebiasaan minum-minum pada akhirnya akan mengganggu fungsi saraf.
Penyakit ini selalu berada di urutan pertama dalam daftar penyakit yang terjadi pada mereka yang gemar minum alkohol, karena alkohol memang dicerna dalam hati.
Penyakitnya muncul karena kebiasaan minum yang seperti ini akan mengubah metabolisme lemak dalam hati dan lemak pun menumpuk dalam hati. Bila dibiarkan terlalu lama, ini akan memicu sirosis hati yang dapat berujung pada kegagalan organ hingga kematian.
"Kebiasaan minum-minum meningkatkan risiko kanker," ungkap Jurgen Rehm, PhD dari University of Toronto. Para ilmuwan meyakini bahwa risiko kanker ini muncul ketika tubuh mengubah alkohol menjadi acetaldehyde, sejenis karsinogen.
Kanker yang dikaitkan dengan alkohol antara lain kanker mulut, tenggorokan, laring, kerongkongan, hati, payudara dan usus. Risiko kanker juga tinggi pada mereka yang gemar minum sekaligus merokok.
Minum-minuman keras dalam jumlah besar mengakibatkan jumlah sel darah merah yang membawa oksigen menjadi sangat rendah. Tak heran bila tukang minum biasanya cenderung mudah lelah, sesak napas dan sering pening.
Kebiasaan minum alkohol membuat darah lebih mudah menggumpal, yang kemudian dikaitkan dengan insiden serangan jantung atau stroke. Sebuah studi yang dilakukan di tahun 2005 menunjukkan kebiasaan minum-minum meningkatkan risiko kematian dua kali lipat dibanding orang yang awalnya bisa bertahan dari serangan jantung.
Alkohol dapat menyebabkan epilepsi dan memicu kejang, bahkan bagi orang yang tidak memiliki riwayat epilepsi sekalipun. Kebiasaan ini juga bisa mengganggu kinerja pengobatan yang seharusnya bisa meredakan kekambuhannya.
Kerusakan saraf akibat alkohol biasa disebut 'neuropati alkohol', di mana penderitanya mengalami gejala seperti mati rasa, lemah otot, beser, sembelit, disfungsi ereksi dan masalah yang berkaitan dengan saraf lainnya. Ini karena alkohol adalah racun bagi sel-sel saraf. Penyebab lain adalah defisiensi nutrisi yang diakibatkan oleh kebiasaan minum-minum pada akhirnya akan mengganggu fungsi saraf.
(lll/mrs)