"Kandungan lemak dalam alpukat sebagian besar adalah lemak tak jenuh, yang mengandung banyak manfaat bagi kesehatan. Alpukat juga mengandung nutrisi lain termasuk vitamin B, vitamin E, vitamin C, tembaga dan serat, yang menambah manfaat kesehatan. Alpukat memiliki kandungan kalium yang lebih tinggi daripada pisang", ujar Dr Donald Hensrud, direktur medis Mayo Clinic Healthy Living Program di Rochester, Minnesota, dikutip dari CNN.
Buah yang memiliki nama latin Persea Americana ini mengandung lemak sehat yang dibutuhkan tubuh. Sama halnya seperti minyak zaitun, alpukat juga dapat meningkatkan kadar kolestrol HDL (high-density lipoprotein) atau yang dikenal sebagai kolestrol baik. Kolesterol jenis ini dapat membantu melindungi kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Bahkan kolesterol tipe ini juga dapat membantu mengatur kadar trigliserida serta mencegah diabetes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alpukat memiliki kelompok senyawa yang disebut karotenoid, senyawa ini sangat bagus untuk penglihatan atau kesehatan mata", lanjut Feren.
Kata alpukat berasal dari bahasa India Nahuatl (Aztec) 'ahuacatl' yang berarti testis. Menurut suku Aztec buah yang ini mirip seperti buah zakar. Di Spanyol, kata 'ahuacatl' menjadi 'aguacate' kemudian 'avogato' dan akhirnya menjadi 'alpukat'.
Saat ini alpukat sudah menjadi makanan umum yang dijual dibeberapa restoran di dunia. Tidak hanya ditemukan pada roti panggang dan taco, tetapi dalam es krim, smoothies, hummus bahkan alpukat bisa dijadikan saus pasta.
Menurut Pusat Sumber Daya Pemasaran Pertanian AS, konsumsi alpukat di Amerika Serikat telah meningkat sejak tahun 1989 sekitar hampir 0,5 kilogram perkapita. Pada tahun 2014, meningkat drastis hingga mencapai 3 kilogram perkapita.











































