Sempat ada kabar mereka meninggal, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Selatan, memastikan 3 orang tersebut tidak meninggal dunia. Meski begitu, benar adanya bahwa satu orang di antaranya mengalami hipotermia.
"Izin meluruskan kalau pendaki yang hipotermia itu tidak meninggal dan saat ditemukan langsung dibawa ke Lembanna di rumah Tata' Jabbar," kata salah satu pegawai KSDA Sulawesi Selatan, Hendro, saat dikonfirmasi detikTravel, Rabu (16/5) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Normalnya, suhu tubuh berada di antara 35 hingga 37 derajat celsius. Ketika suhu tubuh turun mendadak di bawah 35 derajat celsius, gangguan fungsi pada organ-organ vital bisa menyebabkan kegagalan organ dan akhirnya kematian.
Hipotermia sendiri biasanya disebabkan oleh paparan tubuh terhadap cuaca dingin yang ekstrem. Berada di daerah pegunungan tanpa pakaian tebal dan persiapan yang matang bisa meningkatkan risiko mengalami hipotermia.
Gejala hipotermia sendiri beragam, namun ada beberapa yang bisa dikenali secara cepat, di antaranya menggigil tak berhenti, kemampuan bicara berkurang karena bibir beku, sesak napas, hingga koordinasi anggota tubuh yang lemah.
Pada tahap lanjut, hipotermia bisa menyebabkan rasa lemas karena kedinginan, denyut jantung yang melemah, hingga pusing dan kehilangan kesadaran. Jempol dan bibir yang membiru menandakan kurangnya asupan oksigen yang juga jadi penanda hipotermia.
Pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah memindahkan tubuh pasien ke tempat yang lebih hangat. Lepas pakaiannya jika bahas dan berikan pakaian kering dan tebal untuk meningkatkan suhu tubuh.











































