Jajan Sembarangan Saat Mudik? Waspadai Risiko Hepatitis A

Jajan Sembarangan Saat Mudik? Waspadai Risiko Hepatitis A

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Kamis, 07 Jun 2018 19:34 WIB
Jajan Sembarangan Saat Mudik? Waspadai Risiko Hepatitis A
Foto: wisma putra
Jakarta - Mudik ke kampung halaman lewat perjalanan darat yang melelahkan tak jarang membuat kita sering mampir untuk jajan di warung sepanjang jalan. Akan tetapi, jika kita tak memerhatikan beberapa faktor tertentu saat membeli makanan atau minuman tersebut, bisa jadi kita terkena hepatitis tipe A.

Hepatitis tipe A (atau Hepatitis A) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menginfeksi sel-sel hati dan menyebabkan peradangan yang kemudian mempengaruhi fungsi hati, demikian dikutip dari MayoClinic. Virus ini dapat ditularkan melalui oral, terutama lewat makanan dan minuman yang kita makan.

Dr dr Andri Sanityoso, SpPD-KGEH dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menyebutkan makanan dan minuman yang terkontaminasi dan tidak terjamin kebersihannya berisiko tinggi menyebabkan Hepatitis A. Terlebih lagi makanan dan minuman yang dijual di pinggir jalan dan tak jelas proses penyajiannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Sanitasi atau penyajiannya tidak bersih, cuci tangan nggak pas nyiapin. Kalau tidak terjamin kebersihannya bisa tertular," tutur dr Andri saat dihubungi oleh detikHealth, Kamis (7/6/2018).

Kemudian, dr Andri juga menyebutkan waspadai minuman yang menggunakan es batu, karena ia menyebutkan adanya outbreak virus Hepatitis A lebih banyak berasal dari sumber air. Es batu yang dijual di warung-warung pinggir jalan bisa jadi menggunakan air yang tidak bersih atau air tidak matang.

Agar aman dari risiko hepatitis A, selalu berhati-hati saat hendak membeli makanan dan minuman ketika mudik di sembarang tempat dan yakin bahwa penyajiannya sesuai dengan standar kebersihan.

"Itu yang kadang-kadang susah ya. Amannya kalo bisa bawa bekal di jalan lebih, dan minuman cukup membeli minuman kemasan. Namun pastikan tidak ada bocor yang bisa berisiko adanya kontaminasi," pungkas dr Andri.

(frp/up)

Berita Terkait