Jakarta -
Saraf kejepit, atau bisa disebut Herniated Nucleus Pulposus (HNP) dalam istilah medis, disebabkan oleh tonjolan abnormal dari bantalan tulang yang menekan saraf-saraf di tulang belakang.
Masalah ini akan memicu sensasi nyeri, baal, hingga kelemahan di bagian tubuh yang terpengaruh saraf yang terjepit. Untuk mengetahui berbagai penyebab terjadinya masalah yang satu ini, detikHealth sudah merangkumnya untuk Anda.
Mengangkat benda berat
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Menurut dokter spesialis bedah saraf dari Mayapada Hospital, dr Roslan Yusni Hasan, SpBS, atau yang akrab disapa dr Ryu, mengangkat benda-benda berat dapat memperbesar kemungkinan terjadinya saraf kejepit."Ya, tidak semua orang yang mengangkat benda berat itu akan mengalami saraf kejepit atau HNP, tetapi orang yang mengangkat benda berat risikonya lebih besar daripada yang tidak," ujar dr Ryu kepada detikHealth pada kesempatan yang lalu.
Genetik
Foto: Thinkstock
|
Selain karena pekerjaan yang mengharuskan seseorang mengangkat bena yang berat, pada orang-orang tertentu, peluang mengalami saraf kejepitnya menjadi lebih besar justru karena masalah genetik."Misal bantalan tulang bisa menonjol itu karena bungkusnya lemah. Pada orang-orang tertentu memang lebih lemah sehingga dia lebih gampang menonjol dan menekan sarafnya," kata dr Ryu.
Kegemukan
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Pada orang-orang yang mengalami kegemukan, ligamen atau penghubung antar tulangnya menjadi lebih lemah. Jika kondisinya lemah, ini bisa sebabkan tulang bergeser dan sarafnya menjadi terjepit.Sebuah penelitian yang dipublikasikan di The Spine Journal oleh Dennis S.Meredith MD dan kawan-kawan juga mengungkap obesitas dapat meningkatkan risiko berulangnya saraf kejepit berulang setelah microdiscectomy lumbar.
Pernah terjatuh
Foto: Thinkstock
|
Seseorang yang pernah terjatuh hingga mengalami cedera pada sumsum tulang belakang bisa menjadi salah satu penyebab saraf terjepit. Saat saraf yang terluka karena terjatuh digunakan dengan gerakan yang salah atau terlalu dipaksakan, bisa saja saraf kejepit kambuh.Karena itu, lakukan pemeriksaan ke dokter setelah mengalami kecelakaan untuk deteksi dan perawatan lebih lanjut. Kalau sudah kena saraf kejepit, rasanya sakit banget lho!
Masalah usia
Foto: Thinkstock
|
Salah satu faktor yang meningkatkan risiko terkena saraf kejepit adalah masalah usia. Jadi, ketika memasuki usia lanjut penting adanya untuk memperhatikan batas kemampuan tubuh.Jangan terlalu memaksakan diri, apalagi sampai harus membawa benda-benda berat tanpa bantuan orang lain. Satu hal lagi, lakukan pemeriksaan ruin ke dokter minimal sebanyak satu kali dalam setahun.
Menurut dokter spesialis bedah saraf dari Mayapada Hospital, dr Roslan Yusni Hasan, SpBS, atau yang akrab disapa dr Ryu, mengangkat benda-benda berat dapat memperbesar kemungkinan terjadinya saraf kejepit.
"Ya, tidak semua orang yang mengangkat benda berat itu akan mengalami saraf kejepit atau HNP, tetapi orang yang mengangkat benda berat risikonya lebih besar daripada yang tidak," ujar dr Ryu kepada detikHealth pada kesempatan yang lalu.
Selain karena pekerjaan yang mengharuskan seseorang mengangkat bena yang berat, pada orang-orang tertentu, peluang mengalami saraf kejepitnya menjadi lebih besar justru karena masalah genetik.
"Misal bantalan tulang bisa menonjol itu karena bungkusnya lemah. Pada orang-orang tertentu memang lebih lemah sehingga dia lebih gampang menonjol dan menekan sarafnya," kata dr Ryu.
Pada orang-orang yang mengalami kegemukan, ligamen atau penghubung antar tulangnya menjadi lebih lemah. Jika kondisinya lemah, ini bisa sebabkan tulang bergeser dan sarafnya menjadi terjepit.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di The Spine Journal oleh Dennis S.Meredith MD dan kawan-kawan juga mengungkap obesitas dapat meningkatkan risiko berulangnya saraf kejepit berulang setelah microdiscectomy lumbar.
Seseorang yang pernah terjatuh hingga mengalami cedera pada sumsum tulang belakang bisa menjadi salah satu penyebab saraf terjepit. Saat saraf yang terluka karena terjatuh digunakan dengan gerakan yang salah atau terlalu dipaksakan, bisa saja saraf kejepit kambuh.
Karena itu, lakukan pemeriksaan ke dokter setelah mengalami kecelakaan untuk deteksi dan perawatan lebih lanjut. Kalau sudah kena saraf kejepit, rasanya sakit banget lho!
Salah satu faktor yang meningkatkan risiko terkena saraf kejepit adalah masalah usia. Jadi, ketika memasuki usia lanjut penting adanya untuk memperhatikan batas kemampuan tubuh.
Jangan terlalu memaksakan diri, apalagi sampai harus membawa benda-benda berat tanpa bantuan orang lain. Satu hal lagi, lakukan pemeriksaan ruin ke dokter minimal sebanyak satu kali dalam setahun.
(ask/up)