Dakan sebuah penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal, para ilmuwan dari Universitas Glasgow menemukan bahwa dokter dapat memprediksi kesehatan dengan merasakan seberapa kuat genggaman seseorang.
Mereka meneliti orang-orang dengan kekuatan jabat tangan yang lebih lemah di antara usia 40-69 tahun dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, paru-paru, dan kanker lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi otak tersebut meliputi kecepatan reaksi, pemecahan masalah logis, dan berbahai tes memori. Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Psychoses and Related Brain Disorders.
"Ketika mempertimbangkan banyak faktor seperti usia, jenis kelamin, berat badan, dan pendidikan, penelitian kami menegaskan bahwa orang yang lebih kuat genggamannya memang cenderung memiliki otak yang berfungsi lebih baik," ujar Joseph Firth, PhD, peneliti dari NICM Lembaga Penelitian Kesehatan, Universitas Western Sydney dikutip dari Aol.
Menurutnya, ada hubungan yang jelas antara kekuatan otot dan kesehatan otak. Seperti yang dinyatakan oleh penelitian tahun 2015 oleh para ilmuwan dari Population Health Research Institute of McMaster University dan Hamilton Health Sciences dan diterbitkan di The Lancet, bahwa seseorang dapat meningkatkan peluang untuk bertahan dari masalah medis kronis jika kita mengembangkan kekuatan otot lebih banyak.
Dalam penelitian itu, para peneliti mengukur kekuatan genggaman pada hampir 140.000 orang dewasa di 17 negara dan mengikuti kesehatan mereka selama rata-rata empat tahun.
"Menariknya, kekuatan genggaman adalah prediktor yang lebih baik dari kematian atau penyakit kardiovaskular daripada tekanan darah," ungkap Howard LeWine, MD, penulis Blog Kesehatan Harvard.











































