6 Hal Luar Biasa yang Bisa Terjadi Saat Kamu Tidur

6 Hal Luar Biasa yang Bisa Terjadi Saat Kamu Tidur

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Rabu, 20 Jun 2018 07:38 WIB
6 Hal Luar Biasa yang Bisa Terjadi Saat Kamu Tidur
6 hal yang bisa terjadi saar tidur. Foto: thinkstock
Jakarta - Saat hendak tidur, ada beberapa hal yang bisa terjadi karena otak dan tubuh tidak sinkron satu sama lain. Akibatnya, ada beberapa kebiasaan tidur yang bagi kita adalah hal luar biasa.

Dihimpun dari Men's Health, berikut adalah 6 hal paling luar biasa yang bisa terjadi saat kamu tidur:

Berasa mau jatuh

Foto: thinkstock
Pernah saat tidur tiba-tiba terbangun karena berasa mau jatuh? Kondisi tersebut dinamakan hypnagogic jerk, atau sentakan hipnagogik. Sentakan ini terjadi karena tubuh kita belum siap untuk tidur akan tetapi otak sudah mulai bermimpi.

Mengapa jatuh? Para peneliti belum mengetahui pasti penyebabnya. Akan tetapi kondisi tersebut terjadi biasanya saat tubuh kita terlalu lelah, kurang tidur atau stres.

'Ketindihan'

Foto: thinkstock
Sleep paralysis atau 'ketindihan' bukan hal yang asing lagi kita alami. Kondisi ini di mana kita terbangun dari tidur namun tak bisa berbicara ataupun bergerak, bisa untuk beberapa detik atau beberapa menit dan pengalaman ini rasanya menyeramkan.

Sleep paralysis berkebalikan dengan hypnagogic jerks, di mana otakmu terbangun lebih dulu sebelum rasa lumpuh yang datang saat kita tidur hilang. Sehingga saat terbangun, seluruh otot di tubuh terutama yang mengontrol -pernapasan kecuali diafragma (lokasi bernapas saat tidur) masih dalam kondisi lumpuh.

Tidur berjalan

Foto: thinkstock
Tidur sambil berjalan bukanlah mitos, dan merupakan kebiasaan tidur yang bisa jadi berbahaya. Ini dikarenakan saat berjalan kamu bisa terpeleset, menabrak sesuatu, meninggalkan rumah dan bahkan menyetir!

Kondisi ini disebabkan oleh tubuhmu selesai tidur lebih dulu dan mampu bergerak, akan tetapi otakmu tidak cukup untuk bangun. Maka dari itu biasanya orang yang punya kecenderungan tidur berjalan tak pernah ingat kejadian tersebut.

Kalau nggak jalan, ya sambil ngomong

Foto: Thinkstock
Sekitar 5 persen orang dewasa 'ngoceh' dalam tidurnya, menurut American Academy of Sleep Medicine. Rata-rata biasanya hanya selama 30 detik, dan terjadi pada jam-jam pertama mulai tidur.

Saat otak kita masuk dalam tahap-tahap mendalam saat tidur namun masih cukup kekuatan untuk memproduksi suara atau gerakan yang bersamaan dengan mimpi. Siapa nih sering 'cerewet' saat tidur?

Kayaknya pernah mimpi ini deh..

Foto: ilustrasi/thinkstock
Kita sering merasa mengalami mimpi yang berkelanjutan, padahal itu dimaksud sebagai cara otak kita menyeleksi hal-hal yang butuh dievaluasi dan diproses ulang sebelum menjadi sebuah memori atau ingatan. Salah satu fakta yang mengejutkan adalah: mimpi berkelanjutan biasanya sebagian berdasarkan yang terjadi di kenyataan, lho.


Mimpi yang berkelanjutan kemungkinan terjadi akibat isu-isu psikologis yang belum usai di mana otakmu sedang berusaha menyelesaikannya. Misal kamu sempat mengalami pencopetan di toserba, otakmu akan mengulanginya terus-menerus hingga otak membuatmu move on.

Sindrom 'otak meledak'

Foto: Thinkstock
Kedengarannya ngeri, namun memang sindrom ini cukup mengerikan. Kondisi luar biasa ini terjadi ketika kita terbangun setelah mendengar suara yang amat keras, sepert ledakan, suara kilat, atau berasa seperti kepala kita meledak padahal kenyataannya sepi-sepi saja.

Sindrom ini termasuk dalam salah satu tipe dari hypnagogic jerk, karena mirip-mirip seperti perasaan mau jatuh. Ketika kamu hendak masuk dalam kondisi deep sleep, akan tetapi otakmu belum siap dan panca inderamu masih sangat berfungsi.

Halaman 2 dari 7
Pernah saat tidur tiba-tiba terbangun karena berasa mau jatuh? Kondisi tersebut dinamakan hypnagogic jerk, atau sentakan hipnagogik. Sentakan ini terjadi karena tubuh kita belum siap untuk tidur akan tetapi otak sudah mulai bermimpi.

Mengapa jatuh? Para peneliti belum mengetahui pasti penyebabnya. Akan tetapi kondisi tersebut terjadi biasanya saat tubuh kita terlalu lelah, kurang tidur atau stres.

Sleep paralysis atau 'ketindihan' bukan hal yang asing lagi kita alami. Kondisi ini di mana kita terbangun dari tidur namun tak bisa berbicara ataupun bergerak, bisa untuk beberapa detik atau beberapa menit dan pengalaman ini rasanya menyeramkan.

Sleep paralysis berkebalikan dengan hypnagogic jerks, di mana otakmu terbangun lebih dulu sebelum rasa lumpuh yang datang saat kita tidur hilang. Sehingga saat terbangun, seluruh otot di tubuh terutama yang mengontrol -pernapasan kecuali diafragma (lokasi bernapas saat tidur) masih dalam kondisi lumpuh.

Tidur sambil berjalan bukanlah mitos, dan merupakan kebiasaan tidur yang bisa jadi berbahaya. Ini dikarenakan saat berjalan kamu bisa terpeleset, menabrak sesuatu, meninggalkan rumah dan bahkan menyetir!

Kondisi ini disebabkan oleh tubuhmu selesai tidur lebih dulu dan mampu bergerak, akan tetapi otakmu tidak cukup untuk bangun. Maka dari itu biasanya orang yang punya kecenderungan tidur berjalan tak pernah ingat kejadian tersebut.

Sekitar 5 persen orang dewasa 'ngoceh' dalam tidurnya, menurut American Academy of Sleep Medicine. Rata-rata biasanya hanya selama 30 detik, dan terjadi pada jam-jam pertama mulai tidur.

Saat otak kita masuk dalam tahap-tahap mendalam saat tidur namun masih cukup kekuatan untuk memproduksi suara atau gerakan yang bersamaan dengan mimpi. Siapa nih sering 'cerewet' saat tidur?

Kita sering merasa mengalami mimpi yang berkelanjutan, padahal itu dimaksud sebagai cara otak kita menyeleksi hal-hal yang butuh dievaluasi dan diproses ulang sebelum menjadi sebuah memori atau ingatan. Salah satu fakta yang mengejutkan adalah: mimpi berkelanjutan biasanya sebagian berdasarkan yang terjadi di kenyataan, lho.


Mimpi yang berkelanjutan kemungkinan terjadi akibat isu-isu psikologis yang belum usai di mana otakmu sedang berusaha menyelesaikannya. Misal kamu sempat mengalami pencopetan di toserba, otakmu akan mengulanginya terus-menerus hingga otak membuatmu move on.

Kedengarannya ngeri, namun memang sindrom ini cukup mengerikan. Kondisi luar biasa ini terjadi ketika kita terbangun setelah mendengar suara yang amat keras, sepert ledakan, suara kilat, atau berasa seperti kepala kita meledak padahal kenyataannya sepi-sepi saja.

Sindrom ini termasuk dalam salah satu tipe dari hypnagogic jerk, karena mirip-mirip seperti perasaan mau jatuh. Ketika kamu hendak masuk dalam kondisi deep sleep, akan tetapi otakmu belum siap dan panca inderamu masih sangat berfungsi.

(ask/up)

Berita Terkait