Hari Moekti Meninggal, Apa Sih Bedanya Stroke dan Serangan Jantung?

Hari Moekti Meninggal, Apa Sih Bedanya Stroke dan Serangan Jantung?

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Senin, 25 Jun 2018 00:54 WIB
Hari Moekti Meninggal, Apa Sih Bedanya Stroke dan Serangan Jantung?
Foto: Thinkstock
Jakarta - Mantan rocker yang kini aktif sebagai dai, Hari Moekti, meninggal dunia malam ini. Penyebabnya masih simpang siur, keluarga menyebut serangan jantung namun belakangan disebut terkena stroke.

Informasi bahwa Hari Moekti meninggal karena serangan jantung disampaikan oleh adiknya, Moekti Chandra, dalam wawancara dengan detiknews. Namun belakangan, informasi tersebut diklarifikasi oleh sumber yang sama.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi dia mengalami stroke di Hotel The Edge Cimahi. Langsung dibawa ke Rumah Sakit Dustira Cimahi tapi tak tertolong," kata Chandra kepada detikHOT, Senin dini hari (25/6/2018).



Sebenarnya, apa sih bedanya stroke dan serangan jantung? Yang pasti, keduanya sama-sama menyerang sistem kardiovaskular, yang mencakup jantung (kardio) dan peredaran darah (vaskular). Keduanya juga memiliki dampak yang sama-sama mematikan, dan bisa menyerang tiba-tiba.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini perbedaan stroke dan serangan jantung.

Gejala: Nyeri dada Vs Lumpuh Sebelah

Foto: Thinkstock
Serangan jantung paling sering disertai dengan keluhan nyeri dada. Rasa nyeri kadang merambat juga hingga bahu, lengan, dan bahkan perut. Kerap dianggap mirip dengan keluhan masuk angin, sehingga tak jarang korban serangan jantung terlambat pertolongan pertama karena lebih dulu dikerok.

Sedangkan stroke dikenali dengan kelumpuhan otot wajah, kadang-kadang hanya satu sisi. Stroke juga kerap diikuti melemahnya otot lain seperti lengan, serta kesulitan berbicara atau pelo.

Penyebab: Bervariasi

Foto: Thinkstock
Dikutip dari WebMD, serangan jantung terjadi karena pembuluh darah arteri yang menuju jantung tersumbat atau menyempit. Akibatnya, suplai darah menuju jantung terhambat dan otot-otot jantung kekurangan oksigen. Penumpukan kolesterol adalah salah satu pemicunya.

Berdasarkan penyebabnya, stroke dibedakan menjadi dua jenis. Stroke iskhemik terjadi karena pembuluh darah yang menuju ke otak terhambat. Sel-sel otak kekurangan oksigen karenanya. Sedangkan stroke hemorrhagic terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak. Dampaknya sama, sel-sel otak kekurangan suplai darah dan oksigen.

Diagnosis: CT Scan vs Monitor Jantung

Foto: Getty Images
Ketika seseorang mengalami stroke, dokter akan melakukan pemindaian otak dengan CT (computerised tomography) Scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Area otak yang terdampak oleh gangguan pembuluh darah akan terdeteksi dengan alat tersebut.

Pada serangan jantung, diagnosis dilakukan dengan serangkaian tes yang berbeda. Selain dengan elektrokardiogram untuk melihat kondisi otot jantung, dokter juga akan memeriksanya dengan tes darah untuk memastikan komposisi enzim yang mengindikasikan serangan jantung. Jika dibutuhkan, dokter juga akan melakukan kateterisasi.

Terapi: Tergantung Penyebab

Foto: thinkstock
Ada berbagai macam terapi yang diberikan untuk serangan jantung. Salah satu yang populer adalah pasang ring. Selain itu, terapi jangka panjang juga akan mencakup modifikasi gaya hidup. Makan dengan pola yang lebih sehat serta olahraga yang runtin termasuk di antaranya.

Stroke iskhemik biasanya diatasi dengan obat-obatan untuk melancarkan pembuluh darah. Sedangkan pada stroke hemorrhagic, operasi kadang perlu dilakukan untuk mengoreksi pembuluh darah yang pecah.

Halaman 2 dari 5
Serangan jantung paling sering disertai dengan keluhan nyeri dada. Rasa nyeri kadang merambat juga hingga bahu, lengan, dan bahkan perut. Kerap dianggap mirip dengan keluhan masuk angin, sehingga tak jarang korban serangan jantung terlambat pertolongan pertama karena lebih dulu dikerok.

Sedangkan stroke dikenali dengan kelumpuhan otot wajah, kadang-kadang hanya satu sisi. Stroke juga kerap diikuti melemahnya otot lain seperti lengan, serta kesulitan berbicara atau pelo.

Dikutip dari WebMD, serangan jantung terjadi karena pembuluh darah arteri yang menuju jantung tersumbat atau menyempit. Akibatnya, suplai darah menuju jantung terhambat dan otot-otot jantung kekurangan oksigen. Penumpukan kolesterol adalah salah satu pemicunya.

Berdasarkan penyebabnya, stroke dibedakan menjadi dua jenis. Stroke iskhemik terjadi karena pembuluh darah yang menuju ke otak terhambat. Sel-sel otak kekurangan oksigen karenanya. Sedangkan stroke hemorrhagic terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak. Dampaknya sama, sel-sel otak kekurangan suplai darah dan oksigen.

Ketika seseorang mengalami stroke, dokter akan melakukan pemindaian otak dengan CT (computerised tomography) Scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Area otak yang terdampak oleh gangguan pembuluh darah akan terdeteksi dengan alat tersebut.

Pada serangan jantung, diagnosis dilakukan dengan serangkaian tes yang berbeda. Selain dengan elektrokardiogram untuk melihat kondisi otot jantung, dokter juga akan memeriksanya dengan tes darah untuk memastikan komposisi enzim yang mengindikasikan serangan jantung. Jika dibutuhkan, dokter juga akan melakukan kateterisasi.

Ada berbagai macam terapi yang diberikan untuk serangan jantung. Salah satu yang populer adalah pasang ring. Selain itu, terapi jangka panjang juga akan mencakup modifikasi gaya hidup. Makan dengan pola yang lebih sehat serta olahraga yang runtin termasuk di antaranya.

Stroke iskhemik biasanya diatasi dengan obat-obatan untuk melancarkan pembuluh darah. Sedangkan pada stroke hemorrhagic, operasi kadang perlu dilakukan untuk mengoreksi pembuluh darah yang pecah.

(up/up)

Berita Terkait