Punya Riwayat Stroke Seperti Hari Moekti, Mulailah Lakukan Hal-hal Ini

Punya Riwayat Stroke Seperti Hari Moekti, Mulailah Lakukan Hal-hal Ini

Widiya Wiyanti - detikHealth
Senin, 25 Jun 2018 10:35 WIB
Punya Riwayat Stroke Seperti Hari Moekti, Mulailah Lakukan Hal-hal Ini
Foto: (twitter)
Jakarta - Tak ada yang menyangka sosok mantan roker sekaligus dai, Hari Moekti meninggal dunia karena sebelumnya ia baik-baik saja. Dikabarkan bahwa ia terkena stroke.

Baik yang memiliki riwayat stroke, memiliki keluarga yang pernah mengidap stroke, atau kamu yang merasa sehat-sehat saja, stroke bisa menyerang semua orang lho.

Untuk menghindarinya, kita bisa mencegah faktor risiko penyakit ini. Dikutip dari Health, lakukan hal-hal berikut untuk mencegah stroke datang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makan tomat

Foto: iStock
Siapa yang tidak suka tomat? Duh sayang banget. Padahal tomat mengandung likopen, antioksidan yang memberi warna merah pada tomat.

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, pria dengan kadar likopen tinggi memiliki kemungkinan 55 persen lebih rendah untuk terserang stroke dibandingkan dengan pria yang memiliki kadar likopen sedikit.

Cek denyut jantung

Foto: thinkstock
Ini hal terpenting untuk mengurangi risiko stroke, yaitu cek denyut jantung. Kebanyakan penyakit stroke disebabkan oleh fiblirasi atrium (FA), yang merupakan gangguan degup atau denyut jantung yang tidak normal.

"Dengan mengecek denyut nadi, kita bisa tahu itu ada perubahan dari biasanya atau tidak. Misal kita biasanya tidak mudah lelah lalu belakangan gampang lelah dan deg-degan atau napasnya pendek, maka sebaiknya kita harus konsultasikan ke dokter," dokter spesialis jantung senior di Singapura, Prof dr Tan Ru San.

Olahraga

Foto: thinkstock
Olahraga adalah cara terbaik untuk mencegah banyak penyakit, termasuk stroke. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa olahraga dengan intensitas sedang hingga berat, seperti jogging atau bersepeda bisa menurunkan risiko stroke.

Dengan gaya hidup sehat, berolahraga rutin, tidak merokok, diet sehat, tidak minum alkohol, dan berat badan ideal bisa mengurangi risiko stroke hingga 80 persen.

Kurangi asupan garam

Foto: iStock
Mengurangi asupan garam adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Namun bukan hanya itu, faktor risiko terjadinya stroke pun bisa berkurang.

Asosiasi jantung Amerika (AHA) merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi garam lebih dari 4 gram per hari. Menurut penelitian, orang yang mengonsumsi garam lebih dari 4 gram per hari memiliki risiko stroke lebih dari dua kali lipat.

Makan coklat

Foto: Istock
Coklat bukan hanya makanan enak penghilang stres, namun ternyata juga bisa mengurangi risiko stroke. Kandungan antioksidan berupa flavonoid di dalam coklat mampu melawan kerusakan pemubuluh darah dan mencegah pembekuan darah, yang keduanya bisa menyebabkan stroke.

Sebuah penelitian di Swedia menemukan bahwa pria yang mengonsumsi coklat lebih banyak memiliki risiko stroke 17 persen lebih rendah dibandingkan pria yang tidak sama sekali atau sedikit mengonsumsi coklat. Tapi penelitian lain mengatakan sebaiknya untuk memilih coklat hitam atau dark chocolate dibandingkan coklat susu.

Jangan stres!

Foto: thinkstock
Pekerjaanmu membuat tekanan besar yang akhirnya membuatmu stres, hati-hati! Karena orang stres dan depresi lebih mungkin 45 persen untuk mengalami stroke dan 55 persen bisa meninggal karenanya. Bahkan tingkat kecemasan atau depresi bisa meningkatkan kematian terkait kardiovaskular.

Hindari polusi

Foto: DW (Soft News)

Mungkin ini salah satu hal yang sulit dilakukan, apalagi jika tinggal di wilayah perkotaan yang dipenuhi dengan asap kendaraan dan pabrik seperti Jakarta.

Pada suatu penelitian penduduk di daerah yang kualitas udaranya 'sedang' memiliki kemungkinan 34 persen terkena stroke iskemik. Udara yang tidak sehat bisa membuat arteri koroner menjadi kurang elastis.

Halaman 2 dari 8

Siapa yang tidak suka tomat? Duh sayang banget. Padahal tomat mengandung likopen, antioksidan yang memberi warna merah pada tomat.

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, pria dengan kadar likopen tinggi memiliki kemungkinan 55 persen lebih rendah untuk terserang stroke dibandingkan dengan pria yang memiliki kadar likopen sedikit.

Ini hal terpenting untuk mengurangi risiko stroke, yaitu cek denyut jantung. Kebanyakan penyakit stroke disebabkan oleh fiblirasi atrium (FA), yang merupakan gangguan degup atau denyut jantung yang tidak normal.

"Dengan mengecek denyut nadi, kita bisa tahu itu ada perubahan dari biasanya atau tidak. Misal kita biasanya tidak mudah lelah lalu belakangan gampang lelah dan deg-degan atau napasnya pendek, maka sebaiknya kita harus konsultasikan ke dokter," dokter spesialis jantung senior di Singapura, Prof dr Tan Ru San.

Olahraga adalah cara terbaik untuk mencegah banyak penyakit, termasuk stroke. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa olahraga dengan intensitas sedang hingga berat, seperti jogging atau bersepeda bisa menurunkan risiko stroke.

Dengan gaya hidup sehat, berolahraga rutin, tidak merokok, diet sehat, tidak minum alkohol, dan berat badan ideal bisa mengurangi risiko stroke hingga 80 persen.

Mengurangi asupan garam adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Namun bukan hanya itu, faktor risiko terjadinya stroke pun bisa berkurang.

Asosiasi jantung Amerika (AHA) merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi garam lebih dari 4 gram per hari. Menurut penelitian, orang yang mengonsumsi garam lebih dari 4 gram per hari memiliki risiko stroke lebih dari dua kali lipat.

Coklat bukan hanya makanan enak penghilang stres, namun ternyata juga bisa mengurangi risiko stroke. Kandungan antioksidan berupa flavonoid di dalam coklat mampu melawan kerusakan pemubuluh darah dan mencegah pembekuan darah, yang keduanya bisa menyebabkan stroke.

Sebuah penelitian di Swedia menemukan bahwa pria yang mengonsumsi coklat lebih banyak memiliki risiko stroke 17 persen lebih rendah dibandingkan pria yang tidak sama sekali atau sedikit mengonsumsi coklat. Tapi penelitian lain mengatakan sebaiknya untuk memilih coklat hitam atau dark chocolate dibandingkan coklat susu.

Pekerjaanmu membuat tekanan besar yang akhirnya membuatmu stres, hati-hati! Karena orang stres dan depresi lebih mungkin 45 persen untuk mengalami stroke dan 55 persen bisa meninggal karenanya. Bahkan tingkat kecemasan atau depresi bisa meningkatkan kematian terkait kardiovaskular.

Mungkin ini salah satu hal yang sulit dilakukan, apalagi jika tinggal di wilayah perkotaan yang dipenuhi dengan asap kendaraan dan pabrik seperti Jakarta.

Pada suatu penelitian penduduk di daerah yang kualitas udaranya 'sedang' memiliki kemungkinan 34 persen terkena stroke iskemik. Udara yang tidak sehat bisa membuat arteri koroner menjadi kurang elastis.

(wdw/up)

Berita Terkait