Namun yang tak diketahui orang, Jazmin mengenakan rompi khusus di balik sweaternya. Rompi tersebut merupakan salah satu bentuk terapi untuk skoliosis, penyakit yang membuat tulang belakangnya bengkok dan tumbuh miring.
"Ia sering kesakitan dan tidak nyaman. Ia juga malu karena di sekolah tak bisa bergabung dengan teman-temannya, terutama saat melakukan kegiatan fisik," ujar ayah Jazmin, John Allen, dikutip dari ABC Australia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku selalu merasa terkekang. Namun bernyanyi membuat merasa bebas, seperti berada di dunia lain," ungkap Jazmin.
Perkenalannya dengan musik dan bernyanyi terjadi merupakan upaya John agar Jazmin tak dirundung kesedihan. Melalui bernyanyi, Jazmin merasa mendapat dukungan dari orang-orang yang tidak dikenalnya.
Saat ini Jazmin harus menggunakan rompi skoliosisnya selama 22 jam setiap hari. Ia juga harus bolak-balik ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.
Meski begitu, Jazmin tidak putus asa. Ia merasa dirinya lebih beruntung daripada kebanyakan orang karena bisa bernyanyi meskipun ia mengidap skoliosis.
"Anak-anak lainnya yang harus dirawat di rumah sakit, merekalah pahlawan sebenarnya. Apa yang aku alami masih jauh lebih baik," tutup Jazmin.
Tetap semangat ya Jazmin!
(mrs/wdw)











































