Tapi apakah kamu tahu data menyebutkan pernikahan anak angkanya semakin meningkat setiap tahunnya. Dari laporan UNICEF dan Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat ada 1.000 anak perempuan yang menikah setiap harinya. Risikonya?
Yang pertama adalah gangguan psikologis dan risiko kekerasan rumah tangga karena kematangan emosi yang cenderung masih belum terbentuk, menurut Rohika Kurniadi, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan, Keluarga dan Lingkungan di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia beberapa waktu lalu kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, bila sang anak perempuan mengalami kehamilan di usia yang belum matang organ reproduksinya tentu saja risiko kesehatan yang menghantui juga semakin besar.
"Secara global, kehamilan merupakan penyebab utama kematian anak perempuan di usia 15-19 tahun. Ancaman kesehatan berakibat fatal ini terjadi karena remaja perempuan di bawah 18 tahun belum punya kesiapan fisik yang prima," ujar Dr dr Julianto Witjaksono, SpOG-KFER MGO.
Kesiapan tersebut di antaranya diukur dari stamina jantung yang belum cukup baik, tekanan darah, serta kematangan organ reproduksinya yang masih kurang. Selain itu, risiko penyakit dan kelainan, terutama dalam masa kehamilan masih cenderung tinggi.
Dikutip dari detikNews, Kabid Humas Polda Kalimantan Selatan Kombes M Rifai mengisahkan kedua anak tersebut menikah secara siri di kediaman nenek mempelai pria.
"Pernikahan dilaksanakan di rumah nenek dari pengantin pria pada Kamis, 12 Juli 2018 sekira jam 20.30 WITA," jelas Rifai. (ask/mrs)











































