Data dari World Health Organization (WHO) memperlihatkan bahwa 3 persen warga di dunia rentan terkena penyakit skoliosis, sedangkan di Indonesia angkanya sebanyak 3 sampai 5 persen.
Labana Simanihuruk, B.Sc, seorang ahli penyakit skoliosis, menuturkan ada beberapa penyebab penyakit skoliosis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saksikan juga video 'Penyakit Misterius, Tulang Dwi Rentan Patah':
"Usia yang paling rentan terkena skoliosis sekitar 9 sampai dengan 14 tahun. Wanita lebih rentan terkena skoliosis dengan perbandingan 7 banding 1, diperkirakan karena jumlah otot wanita lebih sedikit dari pria."
Gejala yang ditimbulkan skoliosis juga bermacam-macam.
"Ada yang terlihat punggungnya lebih besar sebelah, nyeri, sakit pinggang serta pinggang tinggi sebelah," katanya.
Sedangkan untuk penanganannya sendiri antara lain ada 2 cara yakni operasi dan terapi menggunakan brace atau penyangga.
"Kalau kurva kemiringannya sudah lebih dari 60 derajat itu perlu dioperasi terlebih dahulu. Lalu untuk yang di bawah 60 derajat bisa menggunakan terapi brace," tandasnya.
"Terapi dengan brace biasanya memebutuhkan beberapa kali sesi terapi sesuai tingkat skoliosisnya, dan penggunaan brace untuk menopang bentuk tulang belakang," tutupnya.












































