Beberapa rumah sakit yang tersebar di wilayah Nusa Tenggara Barat mengalami kerusakan akibat gempa yang diperkirakan berpotensi tsunami itu. Layanan kesehatan di wilayan Lombok Utara pun lumpuh, salah satunya di daerah Tanjung, hanya ada satu RSUD di lokasi tersebut dan kondisinya rusak parah.
"RS Tanjung tidak difungsikan, karena gedung belum dinilai kerusakannya oleh PU (pekerjaan umum). Takut membahayakan pasien dan tenaga kesehatan. Di samping itu, kami juga kekurangan tenaga kesehatan karena mereka juga menjadi korban," ujar Achmad Yurianto, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI kepada detikHealth, Senin (6/8/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 180 personel akan dikerahkan guna menggelar RS Lapangan untuk membantu pencarian evakuasi korban di wilayah Lombok Utara.
Sumber Daya Mobilitas pun disediakan oleh Kementerian Kesehatan RI. Ada 20 personel yang dikerahkan, antara lain, Pusat Krisi Kesehatan, Biro Perencanaan dan Anggaran, Direktorat Layanan Kesehatan, Direktorat Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, dan Direktorat Kesehatan Keluarga. Pasien dan keluarga yang berada di rumah sakit untuk saat ini diamankan di tenda-tenda darurat.
"Saat sebelum gempa, RSUD Tanjung sudah merawat 64 pasien. Setelah gempa tadi malam, pasien dipindahkan ke tenda-tenda yang lokasinya di halaman RSUD," imbuhnya.
Wilayah Lombok Utara diperkuat dengan tim dari RSUP Sanglah dan RS Sardjito dalam penanganan pasien. Kemudian untuk para korban sendiri diungsikan ke wilayah dekat tempat tinggal mereka.
"Warga diungsikan di dekat rumahnya saja. Mereka masih punya kebun yang tidak rusak, kemudian punya ternak yang masih dipelihara, serta MCK (mandi, cuci, kakus) yang belum tentu rusak. Tidak seperti gunung api yang harus meninggalkan halaman rumahnya," tutup Achmad.
Tonton juga 'Gempa NTB: 91 Orang Tewas, 209 Luka-luka, Ribuan Mengungsi':












































