Jakarta -
Fenomena yang terjadi atas R, bocah berusia 2 tahun asal Sukabumi menambah angka kasus mengenai rokok vs anak-anak Indonesia. Ini mencengangkan, tapi kumpulan deretan kasus lainnya makin membuat masalah rokok jadi makin memprihatinkan.
Bahkan, data atlas pengendalian tembakau ASEAN menyebutkan lebih dari 30 persen anak Indonesia mulai merokok sebelum usia 10 tahun. Sementara itu, di tahun 2017, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat peningkatan 8,8 persen dalam jumlah perokok muda yang berusia 10 hingga 18 tahun.
Berikut ini rangkuman detikHealth mengenai kumpulan kasus merokok di bawah umur anak Indonesia. Yuk mulai sekarang lebih mengawasi anak-anak kita dari ancaman rokok.
Bocah 6 tahun asal Jambi
Foto: (Thinkstock)
|
Kasus di tahun 2013 oleh bocah yang tinggal di Desa Tanjung Samalindu, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Muaratebo, Jambi, ini buat geleng-geleng kepala.Menurut keterangan salah satu orang yang mengenal bocah ini, si kecil kerap meminta rokok kepada orang dewasa yang ia jumpai.
"Disuruh beli rokok, dia beli dan begitu kembali dia sudah ambil satu batang. Rupanya dia memang suka main sama orang dewasa. Mungkin salah pergaulan dan diajari merokok oleh seseorang," kata Fial yang merupakan pembaca pasangmata.com.
Bocah 5 tahun asal Semarang
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
KA, bocah lima tahun yang tinggal di Gayamsari, Semarang, ini kecanduan rokok sampai-sampai kesehatannya memburuk. Ia mengalami bronkitis atau infeksi pada saluran pernapasan utama dari paru-paru atau bronkus yang menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi pada saluran.Bahkan, dikutip dari detikNews, terkadang ketika usai merokok, KA seperti pingsan beberapa saat.
Pihak keluarga berusaha mengobati dan juga berusaha agar KA berhenti merokok meski kebiasaan merokok tersebut susah dihilangkan.
Bocah 2,5 tahun di Sumatera Selatan
Foto: thinkstock
|
Tak diketahui sebabnya, di tahun 2012, bocah berusia 2,2 tahun asal Palembang dikabarkan kecanduan rokok. Menurut keterangan orang tuanya, bila tidak diberikan rokok, si bocah kerap mengamuk. Orang tuanya pun bingung dengan perilaku sang anak."Kalau tidak dikasih rokok, dia sering ngamuk dan berteriak. Bahkan kursi plastik kecil dibantingnya," kisah orang tuanya.
Dalam sehari, dia merokok satu atau dua batang dengan jenis rokok filter.
Bocah 2 tahun asal Sukabumi
Foto: Syahdan Alamsyah
|
Balita berusia dua tahun berinisial RF menjadi pecandu rokok setelah melihat lingkungannya yang memang mayoritas perokok. Disebut-sebut, ia bisa menghabiskan 40 batang rokok dalam sehari.Tim medis dari Puskesmas Cibadak, Kabupaten Sukabumi sudah mengecek kondisi kesehatan RF, balita berusia dua tahun yang kecanduan rokok. Hasilnya, kondisi kesehatan RF baik-baik saja.
Ahli paru-paru dr Frans Abednego Barus, SpP, menjelaskan beberapa waktu lalu, anak kecil yang merokok seperti RF belum mengalami gejala atau kerusakan yang berarti dalam tubuhnya karena baru mengonsumsi rokok dalam waktu yang singkat.
"Untuk saat ini mungkin betul masih belum ada tanda-tanda apapun dari tubuh anak kecil. Tapi yang perlu diingat adalah dampak buruk rokok baru akan muncul beberapa tahun ke depan," jelas dr Frans.
Kasus di tahun 2013 oleh bocah yang tinggal di Desa Tanjung Samalindu, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Muaratebo, Jambi, ini buat geleng-geleng kepala.
Menurut keterangan salah satu orang yang mengenal bocah ini, si kecil kerap meminta rokok kepada orang dewasa yang ia jumpai.
"Disuruh beli rokok, dia beli dan begitu kembali dia sudah ambil satu batang. Rupanya dia memang suka main sama orang dewasa. Mungkin salah pergaulan dan diajari merokok oleh seseorang," kata Fial yang merupakan pembaca pasangmata.com.
KA, bocah lima tahun yang tinggal di Gayamsari, Semarang, ini kecanduan rokok sampai-sampai kesehatannya memburuk. Ia mengalami bronkitis atau infeksi pada saluran pernapasan utama dari paru-paru atau bronkus yang menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi pada saluran.
Bahkan, dikutip dari detikNews, terkadang ketika usai merokok, KA seperti pingsan beberapa saat.
Pihak keluarga berusaha mengobati dan juga berusaha agar KA berhenti merokok meski kebiasaan merokok tersebut susah dihilangkan.
Tak diketahui sebabnya, di tahun 2012, bocah berusia 2,2 tahun asal Palembang dikabarkan kecanduan rokok. Menurut keterangan orang tuanya, bila tidak diberikan rokok, si bocah kerap mengamuk. Orang tuanya pun bingung dengan perilaku sang anak.
"Kalau tidak dikasih rokok, dia sering ngamuk dan berteriak. Bahkan kursi plastik kecil dibantingnya," kisah orang tuanya.
Dalam sehari, dia merokok satu atau dua batang dengan jenis rokok filter.
Balita berusia dua tahun berinisial RF menjadi pecandu rokok setelah melihat lingkungannya yang memang mayoritas perokok. Disebut-sebut, ia bisa menghabiskan 40 batang rokok dalam sehari.
Tim medis dari Puskesmas Cibadak, Kabupaten Sukabumi sudah mengecek kondisi kesehatan RF, balita berusia dua tahun yang kecanduan rokok. Hasilnya, kondisi kesehatan RF baik-baik saja.
Ahli paru-paru dr Frans Abednego Barus, SpP, menjelaskan beberapa waktu lalu, anak kecil yang merokok seperti RF belum mengalami gejala atau kerusakan yang berarti dalam tubuhnya karena baru mengonsumsi rokok dalam waktu yang singkat.
"Untuk saat ini mungkin betul masih belum ada tanda-tanda apapun dari tubuh anak kecil. Tapi yang perlu diingat adalah dampak buruk rokok baru akan muncul beberapa tahun ke depan," jelas dr Frans.
(ask/up)