Temuan tersebut terungkap dari hasil pemeriksaan sampel Susu UHT Full Cream Ultra Milk 250 ml di Toko Indomaret Jl Jenderal Sudirman Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, pada 22 Juni 2018. Surat tersebut ditujukan kepada pimpinan toko.
Dihubungi pada Minggu (26/8/2018), General Manager Public Relations PT Ultrajaya, Muh Muhthasawwar menyebut kontaminasi bakteri pada susu UHT hanya mungkin terjadi jika terjadi kerusakan pada kemasan. Pihaknya tengah mencari tahu kode produksi dan kondisi kemasan saat sampel diperiksa.
"Nanti akan dicek dengan retain sample (sampel dari batch yang sama yang disimpan di pabrik)," jelas Muhthasawwar.
Muhthasawwar juga tengah mengumpulkan informasi terkait jumlah sampel yang diperiksa oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Kabupaten Maros. Jika memang terjadi kesalahan pada produksi, maka seharusnya kontaminasi ditemukan dalam jumlah massal. Menurutnya, kerusakan bisa juga terjadi dalam proses penyimpanan.
Terkait risiko kontaminasi bakteri pada produk susu UHT, Muhthasawwar mengimbau konsumen untuk tidak panik. Kontaminasi bakteri apapun pada susu UHT, bisa diindentifikasi antara lain dari rasa asam atau pahit, serta kemasan yang menggembung.
"Kontaminasi bakteri apapun akan menghasilkan gas sehingga kemasan akan menggembung," jelasnya.
Konsumen juga diimbau untuk melapor apabila menemukan produk dengan rasa asam atau pahit, menggumpal, atau berbau basi. Pastikan hanya mengonsumsi susu UHT yang kemasannya masih baik, tanggal kedaluwarsa belum terlewati.
"Selama rasa dan kemasan masih normal, pasti aman," tegas Muhthasawwar.
Saksikan juga video 'Susu Kental Manis Pelengkap Sajian, Bukan Susu Asupan Gizi':