6 Tips Menjaga Kesehatan Sperma

6 Tips Menjaga Kesehatan Sperma

Rosmha Widiyani - detikHealth
Minggu, 02 Sep 2018 07:30 WIB
6 Tips Menjaga Kesehatan Sperma
Ada banyak cara untuk jaga kualitas dan kesehatan sperma. Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Kesehatan sperma memang bukan topik tabu. Namun, tak selalu mudah membicarakan topik yang terkait dengan kesehatan pria secara umum ini. Laporan tahun 2017 menyatakan produksi sperma turun tajam pada hampir 43 ribu pria di seluruh dunia mulai 1973 hingga 2011.

Dikutip dari Health Line, sperma dinyatakan sehat bila produksinya mencapai 15 juta atau lebih dalam satu mililiter air mani. Produksi yang lebih banyak menandakan kesehatan yang makin baik. Sekitar 40 persen dari jumlah sperma harus bisa bergerak aktif yang mengindikasikan kesuburan pria. Sperma sehat memiliki kepala yang bulat serta ekor yang kuat dan panjang untuk mendorong pergerakannya.



Menjaga kesehatan sperma sebetulnya bukan hal sulit. Namun padatnya aktivitas setiap hari rentan menyebabkan stres dan overweight, yang berisiko menurunkan kesehatan sperma. Berikut, tips mudah menjaga kesehatan sperma setiap hari.
Sama dengan wanita, pria disarankan membatasi konsumsi makanan instan. Hidangan setiap hari sebaiknya terdiri atas sayur, buah, dan asupan yang berbahan hewani yang dimakan langsung. Asupan tersebut mengandung vitamin B 12 yang melindungi sperma dari luka dan stres oksidatif akibat radikal bebas.

Asupan juga mengandung vitamin C yang meningkatkan produksi sperma, bergantung dari jumlah konsumsi setiap hari. Manfaat serupa bisa diperoleh dari kacang berdasar riset tahun 2019 pada 119 pria. Asupan lain yang wajib dikonsumsi adalah berasal dari likopene yang banyak terdapat pada buah dan sayur berwarna merah. likopene mengurangi reactive oxygen species (ROS) yang berisiko merusak sperma dan DNA.

Olahraga, meski berintensitas ringan, bisa meningkatkan produksi dan mutu sperma. Pria bisa mencobanya dengan jalan kaki 20 menit, push up, dan beraktivitas di luar ruangan. Pria sebaiknya menghindari olahraga berintensitas tinggi yang berisiko menurunkan kualitas air mani.

Hasil riset tahun 2018 menyatakan, pria yang menggunakan bokser menghasilkan sperma 17 persen lebih banyak. Hasil ini berbeda dengan riset tahun 2016 yang menyatakan, jumlah sperma sama pada pria pengguna bokser dan brief.

Namun, hasil riset tak bisa langsung diterima. Periset tak meneliti faktor lain yang bisa mempengaruhi produksi sperma, misal bahan dan model pakaian dalam. Dengan pertimbangan ini, brief masih aman dikenakan pria.

Pria sebaiknya hanya minum tiga cangkir minuman berkafein setiap hari. Kopi, minuman berenergi, dan soda meningkatkan risiko terjadinya keguguran. Untuk alkohol sebaiknya dikonsumsi kurang dari empat botol per minggu. Riset tahun 2017 menyatakan, alkohol berisiko menurunkan jumlah sperma yang keluar saat ejakulasi.

Selain menjaga asupan, pria bisa mengonsumsi suplemen harian untuk memperbaiki kualitas sperma. Suplemen yang dikonsumsi sebaiknya mengandung vitamin C dan ekstrak akar ashwagandha untuk meningkatkan produksi serta pergerakan sperma, vitamin D untuk merangsang produksi testosteron, dan coenzym Q10 untuk menmperbaiki kualitas air mani. Untuk mengetahui dosis konsumsi yang tepat, sebaiknya berkonsultasi lebih dulu dengan dokter.

Centers for Disease Control (CDC) memasukkan beberapa zat kimia dalam daftar reproductive hazard. Paparan terlalu banyak dan sering berisiko menurunkan jumlah produksi, volume, pergerakan, dan bentuk sperma. Zat ini umumnya ditemukan dalam konsetrasi tinggi di industri berat atau pabrik. namun beberapa ditemukan dalam perlengkapan rumah tangga misal wadah plastik, sabun, atau sabun mandi.

Zat tersebut adalah timbal yang ditemukan dalam pipa, cat, tanah, dan debu terutama di dalam atau dekat rumah tua. Zat berikutnya adalah stirene dan aseton yang ada dalam piring plastik, pembungkus, isolasi, dan bahan konstruksi umum. Dua zat lainnya adalah uap merkuri dalam industri tabung semprot (aerosol) dan debu logam, serta dibromochloropropane ( C3H5Br2Cl) yang sering ditemukan di pestisida dan fasilitas riset.