Alasan Korea Selatan Larang Kopi Dijual di Sekolah

Alasan Korea Selatan Larang Kopi Dijual di Sekolah

Firdaus Anwar - detikHealth
Senin, 03 Sep 2018 13:40 WIB
Kopi bermanfaat bila konsumsinya terkendali. (Foto: thinkstock)
Jakarta - Sebuah survei pada tahun 2002 di Korea Selatan (Korsel) menunjukkan bahwa lebih dari 5.400 atau sekitar 19 persen murid SMP dan SMA mengonsumsi lebih dari satu cangkir kopi setiap hari. Kebanyakan murid mengaku mengonsumsi kopi untuk membantu cepat bangun segar di pagi hari.

Menanggapi hal tersebut baru-baru pemerintah Korsel berencana untuk melarang penjualan kopi di sekolah. Alasannya agar murid termasuk guru tidak bergantung secara berlebihan pada zat kafein.



Di tengah tekanan misalnya saat menghadapi ujian seringkali kopi jadi 'sahabat' para murid. Departemen Keamanan Pangan dan Obat-obatan Korsel berharap ke depannya para murid mengadopsi pola makan yang lebih sehat setelah peraturan larangan kopi ini berlaku mulai 14 September.

"Murid sebetulnya paham risiko kafein namun mereka terpaksa mengonsumsinya. Ini berarti edukasi saja tidak akan bisa mencegah para murid membahayakan diri mereka dari penyalahgunaan kafein," tulis survei seperti dikutip dari CNN, Senin (3/9/2018).

Namun beberapa kritik menganggap peraturan larangan penjualan kopi ini tidak akan efektif. Disebutkan bahwa murid tinggal jalan saja keluar dari sekolah beberapa meter untuk membeli dan mengonsumsi kopi.

Kopi pada anak-anak memang tidak disarankan karena bisa memicu masalah kesehatan. Menurut American Academy of Pediatrics beberapa kasus masalah saraf hingga sistem kardiovaskular diketahui berkaitan dengan konsumsi kafein yang berlebih.




Saksikan juga video 'Anak-Ortu Doyan Kopi, Ini Dampaknya untuk Kesehatan!':

[Gambas:Video 20detik]

(fds/fds)