Benarkah Telur Bikin Kolesterol Naik? Cek Mitos-Fakta Berikut

Benarkah Telur Bikin Kolesterol Naik? Cek Mitos-Fakta Berikut

Rosmha Widiyani - detikHealth
Sabtu, 08 Sep 2018 10:19 WIB
Benarkah Telur Bikin Kolesterol Naik? Cek Mitos-Fakta Berikut
Foto: iStock
Jakarta - Bagi masyarakat Indonesia nyaris tidak mungkin hidup tanpa telur. Selain sebagai sumber protein utama, telur juga mengandung berbagai mineral dan vitamin lain. Beberapa jenis mineral yang ada dalam telur adalah protein, selenium, vitamin D, B6, B12 serta seng, besi dan tembaga.

Sayangnya berbagai mitos masih melingkupi pangan yang padat kandungan nutrisi ini. Salah satunya kepercayaan telur bisa meningkatkan kandungan kolesterol, hingga berisiko mengganggu kerja berbagai fungsi organ tubuh.

"Telur hanya mengandung sedikit kolesterol tanpa lemak jenuh dan trans. Lemak dalam telur umumnya berjenis tak jenuh yang baik untuk kesehatan," kata ahli nutrisi Saumya Satakshi dikutip dari situs ndtv.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Berikut beberapa mitos tentang telur yang jangan dipercaya.

Telur meningkatkan kolesterol

Foto: iStock
Sebagai pangan kaya protein, telur jangan sampai tidak dikonsumsi karena mengandung kolesterol. Nutrisionis Anju Sood menyarankan tetap mengonsumsi telur dengan memilih bagian tertentu. Misal, hanya makan putih telur bila ingin menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Dua putih telur cukup untuk memenuhi kebutuhan protein harian. Bagi orang usia 40an yang mengalami kenaikan kolesterol dan tekanan darah, telur bisa dikonsumsi tiga hingga empat kali per minggu. Konsumsi telur diimbangi dengan asupan lain untuk menjaga kesehatan tubuh.

Makan terlalu banyak telur berdampak buruk bagi kesehatan

Foto: Istimewa
Masyarakat menganggap konsumsi telur terlalu banyak bisa mengakibatkan bisul atau jerawat. Faktanya, bisul diakibatkan infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang hidup di kulit, dalam hidung, dan tenggorokan. Konsultan nutrisi Rupali Dutta mengatakan, konsumsi dua telur per hari cukup memenuhi kebutuhan protein. Konsumsi hingga tiga telur per hari masih sangat aman bagi kesehatan tubuh. Konsumsi telur harus diimbangi asupan nutrisi lain sesuai kebutuhan tubuh.

Jangan minum susu usai makan telur

Foto: iStock
Nutrisionis Mehar Rajput dari FITPASS menyatakan, konsumsi telur dan susu bisa menyeimbangkan asupan protein dalam tubuh. Telur kaya kandungan protein, asam amino, dan lemak sehat, sedangkan susu mengandung protein dan kalsium. Telur sebaiknya dikonsumsi matang untuk mencegah infeksi bakteri, keracunan, dan defisiensi biotin.

Mencuci telur bisa meghilangkan bakteri Salmonella sp

Foto: Thinkstock
Salmonella sp terdapat di dalam telur bukan permukaan atau cangkang telur. Mencuci telur tidak bisa menghilangkan bakteri yang menginfeksi telur.

Warna cangkang menentukan mutu telur

Foto: iStock
Cangkang telur bisa hadir dalam aneka warna, bergantung dari zat warna (pigmen) pada unggas. Berbagai warna cangkang tak mempengaruhi kandungan nutrisi dan kesegaran telur.
Halaman 2 dari 6
Sebagai pangan kaya protein, telur jangan sampai tidak dikonsumsi karena mengandung kolesterol. Nutrisionis Anju Sood menyarankan tetap mengonsumsi telur dengan memilih bagian tertentu. Misal, hanya makan putih telur bila ingin menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Dua putih telur cukup untuk memenuhi kebutuhan protein harian. Bagi orang usia 40an yang mengalami kenaikan kolesterol dan tekanan darah, telur bisa dikonsumsi tiga hingga empat kali per minggu. Konsumsi telur diimbangi dengan asupan lain untuk menjaga kesehatan tubuh.

Masyarakat menganggap konsumsi telur terlalu banyak bisa mengakibatkan bisul atau jerawat. Faktanya, bisul diakibatkan infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang hidup di kulit, dalam hidung, dan tenggorokan. Konsultan nutrisi Rupali Dutta mengatakan, konsumsi dua telur per hari cukup memenuhi kebutuhan protein. Konsumsi hingga tiga telur per hari masih sangat aman bagi kesehatan tubuh. Konsumsi telur harus diimbangi asupan nutrisi lain sesuai kebutuhan tubuh.

Nutrisionis Mehar Rajput dari FITPASS menyatakan, konsumsi telur dan susu bisa menyeimbangkan asupan protein dalam tubuh. Telur kaya kandungan protein, asam amino, dan lemak sehat, sedangkan susu mengandung protein dan kalsium. Telur sebaiknya dikonsumsi matang untuk mencegah infeksi bakteri, keracunan, dan defisiensi biotin.

Salmonella sp terdapat di dalam telur bukan permukaan atau cangkang telur. Mencuci telur tidak bisa menghilangkan bakteri yang menginfeksi telur.

Cangkang telur bisa hadir dalam aneka warna, bergantung dari zat warna (pigmen) pada unggas. Berbagai warna cangkang tak mempengaruhi kandungan nutrisi dan kesegaran telur.

(up/up)

Berita Terkait