Riset untuk stem cell saat ini mencapai uji klinis satu dan dua, yang mulai diterapkan pada orang sakit tanpa perlakuan kontrol. Stem cell sendiri masih hidup saat diambil dari bagian tubuh manusia.
"Dengan logika begitu apa iya bisa bertahan kalau disimpan dalam sachet atau kapsul," kata Ketua Komite Sel Punca Dan Atau Sel, Ismail Dilego, Senin (17/9/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai sel hidup, stem cell perlu perlakuan khusus untuk menjaga kualitasnya. Ismail menjelaskan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) menyimpan stem cell di suhu -196 derajat Celcius dalam nitrogen cair. Hal ini untuk mencegah stem cell mati selama penyimpanan.
Indonesia hanya mengizinkan penggunaan sel punca yang berasal dari manusia bukan dari hewan atau tumbuhan. Ismail menjelaskan, sel tersebut nantinya akan digunakan pada manusia sehingga harus berasal dari manusia juga. Hingga saat ini, layanan terapi stem cell masih diberikan berbasis riset bukan terstandar.











































