Direktur eksekutif serikat pekerja Labour Action China Suki Chung yakin, ada lebih banyak pekerja yang terkena kanker namun tidak dilaporkan. Menurutnya pekerja tersebut dipecat, tidak mendapat asuransi kesehatan, dan dipaksa membayar sendiri biaya perawatannya.
"Kasus ini hanya puncak gunung es," katanya.
iPhone dan iPad produksi China tersebut menggunakan bahan kimia benzene dan n-heksane, yang diklaim sebagai penyebab kanker. Namun Foxconn, yang memegang lisensi iPhone dan iPad di China mengklaim, tak lagi menggunakan dua bahan kimia tersebut dalam produknya. Selain itu, menurut Foxconn belum ada riset terkait risiko kanker dan lingkungan kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut kami, bahan kimia tidak berperan dalam menyebabkan penyakit ini," katanya.
Sementara itu, Apple menanggapi kasus ini dengan sangat serius. Perusahaan Apple di Shenzen digawangi sekitar 230 ribu pekerja migran dari seluruh China. Daya produksi perusahaan ini mencapai dua juta iPhone berbagai jenis tiap minggunya.
Dilansir dari Ecowatch, Apple melarang penggunaan benzene dan n-heksane dalam barang produksinya. Pekerja smartphone, sama seperti barang elektronik lain, tidak mendapat cukup pelatihan menghadapi komponen beracun. Mereka juga tidak dilengkapi perlindungan diri sata kontak dengan berbagai bahan kimia.
Apple kemudian diketahui membuat daftar bahan kimia yang penggunaannya harus dikurangi atau ditiadakan sama sekali. Selain leukemia, paparan pada bahan kimia berbahaya bisa membahayakan kerja sistem saraf, hati, ginjal, dan reproduksi. Tingkat risiko bergantung pada intensitas dan durasi pada eksposure bahan berbahaya.
Jangan hanya membuat daftar bahan kimia berbahaya, Apple harus membuat lingkungan kerja yang lebih aman bagi pegawai dan warga di sekitarnyaperwakilan Green America's Elizabeth O'Connell |











































