Wanita berusia 26 tahun itu mengaku bahwa vaginanya terasa seperti diamplas saat melakukan hubungan seksual. Saat melakukan penetrasi, otot-otot vaginanya mengeras dan membuat berhubungan seksual menjadi suatu yang tidak mungkin dilakukannya.
Ternyata Victoria menidap vaginismus, ini tidak memengaruhi gairah seksual, namun dapat menghambat hubungan intim. Vaginismus menyebabkan rasa sakit, kesulitan, dan mengakibatkan rasa tidak puas saat beraktivitas seksual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala yang Victoria rasakan pada saat melakukan hubungan seksual pertama kalinya. Seketika ia merasakan sakit yang luar biasa. Awalnya ia berpikir bahwa belum terbiasa, tetapi ahli terapi merekomendasikan untuk mencari bantuan medis.
Vaginismus ternyata juga memengaruhi kesehatannya secara psikologis. Ini membuatnya menjadi selalu gugup dan depresi.
"Saya menjadi lebih emosional, saya harus mencari bantuan psikologis sebagai bagian dari perawatan saya untuk vaginismus," imbuh Victoria.
Kondisi ini kerap membuatnya merasa bersalah. Membuat Victoria menghindari pembicaraan mengenai seks dengan temannya atau bahkan hanya menonoton film dengan adegan seks.
"Saya menemukan ini (vaginismus) sangat membuat frustrasi dan telah menemukan bahwa ini adalah masalah umum di seluruh dunia," tuturnya.
"Saya ingin orang-orang memahami bahwa kondisi ini ada di luar sana dan itu nyata," tegasnya.











































